Ditjen Bimas Kristen tengah menyiapkan buku panduan Kurikulum Berbasis Cinta bagi sekolah – sekolah Kristen.
Paparan tersebut disampaikan Dirjen Bimas Kristen Kemenag Jeane Marie Tulung dalam sesi diskusi panel Rakernas Kemenag 2025 di Gading Serpong, belum lama ini.
“Jadi, nanti akan ada buku panduan kurikulum berbasis cinta untuk kalangan sekolah Kristen yang nanti akan dilaunching pada 29 Desember. Kurikulum ini diharapkan menjadi instrumen penguatan karakter kerukunan dan cinta kemanusiaan sejak usia dini,” jelas Jeane.
Turut menyimak, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi‘i, para pejabat Eselon I dan II, rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), Kepala Kantor Wilayah Kemenag se-Indonesia, dan peserta Rakernas baik secara luring maupun daring.
“Nilai cinta kemanusiaan juga diwujudkan dalam berbagai aksi nyata, termasuk penguatan generasi muda yang toleran dan moderat, meningkatnya kepedulian sosial dan kesehatan, serta menguatnya solidaritas kebangsaan di ruang publik,” ungkapnya.
Di bidang layanan keagamaan, Jeane mencatat peningkatan akses dan kualitas layanan bagi umat Kristen melalui bantuan sarana ibadah, distribusi kitab suci, serta penguatan kelembagaan.
Pembinaan keagamaan juga diperluas hingga menjangkau keluarga, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit dan ruang publik melalui kemitraan dengan sinode, serta organisasi gereja.
Jeane juga menyoroti capaian pada pendidikan unggul, ramah dan berintegritas, termasuk peningkatan mutu dan akreditasi satuan pendidikan keagamaan Kristen, serta penguatan sistem penjaminan mutu.
Namun demikian, masih terdapat sejumlah kendala, antara lain keterbatasan jumlah penyuluh agama Kristen, tantangan regulasi pendidikan tinggi keagamaan Kristen, serta keterbatasan anggaran dan sarana di wilayah tertentu.
“Berbagai kendala tersebut terus kami respon melalui dialog lintas iman, edukasi publik, penguatan kemitraan dengan pemerintah daerah dan peningkatan kualitas, serta kuantitas sumber daya manusia,” ujar Jeane. I
