Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjalin kerja sama terkait solusi menghadapi hambatan nontarif di Indonesia melalui riset dari peneliti BRIN.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjelaskan, hambatan nontarif yang ada saat ini dinilai belum sesuai standar internasional.
“Para pengusaha bahkan menyampaikan bahwa lebih baik impor karena dalam menjalankan usaha di dalam negeri terlalu banyak kepentingan yang harus dihadapi,” jelasnya.
Dia menambahkan, para pelaku usaha, termasuk Gabungan Perusahaan Perkebunan (GPPI) mengeluhkan mahalnya biaya logistik dan lemahnya daya saing.
Sementara itu, Kepala BRIN Arif Satria menyatakan, komitmennya untuk mendukung Kemendag dalam mengatasi berbagai kendala yang mengganggu kinerja perdagangan nasional, salah satunya hambatan nontarif.
Menurutnya, BRIN akan mengerahkan para peneliti, termasuk menggandeng perguruan tinggi, untuk memperkuat riset di bidang ekonomi dan keuangan sesuai kebutuhan kementerian.
Dia menuturkan pentingnya memastikan arah riset benar-benar berbasis kebutuhan Kemendag.
“Kami akan melibatkan perguruan tinggi agar riset – riset BRIN, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan, selaras dengan kebutuhan kementerian,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Arif, BRIN dan Kemendag akan segera berkomunikasi lebih intens, termasuk melalui lokakarya (workshop) untuk memetakan isu strategis tahun 2026.
“Kita perlu mendiskusikan isu-isu strategis 2026, mana yang penting untuk segera diriset, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan begitu, hasil riset BRIN dapat menjadi fondasi bagi Kemendag dalam merumuskan kebijakan dan regulasi,” tuturnya.
Arif menegaskan, BRIN akan membuat roadshow agar peneliti tidak hanya bekerja berdasarkan minat pribadi dan hasil riset dan inovasi yang dilakukan bisa memberikan dampak nyata.
“Kami ingin memastikan riset dilakukan berdasarkan kebutuhan kementerian, agar hasilnya benar-benar memberikan dampak nyata,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian menambahkan bahwa hambatan nontarif akan menjadi salah satu fokus kajian BRIN dan pihaknya melakukan penelitian dengan kombinasi metodologi yang komprehensif.
“Kami siap melakukan riset dengan pendekatan soft science dan hard science, termasuk mengkaji aspek keamanan laut dan membandingkan berbagai regulasi yang berlaku. Apakah benar hambatan tersebut murni hambatan nontarif, atau ada variabel lain yang turut mempengaruhi,” ujarnya. I
