ENAM PROVINSI DI INDONESIA BERISIKO TINGGI PENULARAN COVID-19

World Health Organization (WHO), organisasi kesehatan dunia menyatakan ada enam provinsi di Indonesia terpantau memiliki risiko tinggi penularan Covid-19.

Pernyataan tersebut tertuang dalam laporan “Corona Disease 2019 (Covid-19) Situation Report in Indonesia” yang terbit 21 Juli 2021.

Laporan itu menyebutkan, selama 12-18 Juli 2021, ada enam provinsi yang memiliki risiko tinggi. Padahal pada pekan sebelumnya hanya ada dua provinsi yang terpantau memiliki risiko penularan yang tinggi.

“Insiden kasus Covid-19 per 100.000 penduduk adalah sebanyak 753,9 kasus di DKI Jakarta,” tulis laporan WHO, Jumat (23/7/2021).

Kemudian sebanyak 305,1 kasus di DI Yogyakarta, selanjutnya 196,8 kasus di Papua Barat, 182,0 kasus di Kalimantan Timur, 174,7 kasus di Riau Kepulauan, dan 152,9 kasus di Kalimantan Utara.

Berdasarkan pedoman sementara WHO, hal ini berarti ada risiko penularan yang sangat tinggi bagi masyarakat umum dan jumlah kasus yang didapat secara local, serta tersebar luas terdeteksi dalam kurun waktu 14 hari.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia masih mengalami penambahan cukup tinggi.

Pada Kamis (23/7/2021), penambahan infeksi harian menembus 49.509 kasus yang membuat kasus Corona secara kumulatif mencapai tiga juta kasus.

Tidak hanya tambahan kasus yang lagi-lagi melonjak, tambahan kasus kematian juga mencatat rekor tertinggi.

Selama satu hari, ada 1.449 kematian, sehingga saat ini totalnya mencapai 79.032 kasus.

Lembaga Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) ini mendesak Pemerintah Indonesia untuk menerapkan penguncian yang lebih ketat dan luas untuk memerangi lonjakan infeksi, serta kematian Covid-19.

WHO tidak hanya memberikan himbauan namun juga data-data terbaru soal perkembangan Corona di Indonesia.

Lembaga ini juga menyertakan beberapa data peningkatan di beberapa provinsi, termasuk juga mengenai penyebaran varian Delta yang semakin mengkhawatirkan.

Selama periode 12 hingga 18 Juli, 32 dari 34 provinsi melaporkan peningkatan jumlah kasus, sedangkan 17 di antaranya mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan yakni sebesar 50%. I

 

 

Kirim Komentar