PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) telah merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 (2×1.000 MW) Suralaya di Cilegon, Banten hasil Kerja Sama Operasi (KSO) antara Hutama Karya dengan kontraktor internasional dari Korea, yakni Doosan Heavy Industry.
Pembangkit listrik raksasa ini kini sudah beroperasi penuh dan siap menerangi rumah – rumah di seluruh Pulau Jawa dan Bali.
Menurut Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim, pembangkit listrik yang diselesaikan perusahaan ini bukan hanya besar, tapi juga menggunakan teknologi terbaru yang lebih ramah lingkungan dan memberikan kontribusi untuk kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
“Dengan kapasitas total 2.000 Megawatt (MW), pembangkit ini mampu menyuplai listrik untuk kebutuhan sekitar 14 juta hingga 15 juta rumah tangga Indonesia terutama di wilayah Jawa dan Bali. Dalam satu hari pembangkit ini bisa menghasilkan listrik setara dengan kebutuhan seluruh rumah di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang jika digabungkan,” ujarnya.
Adjib menambahkan bahwa unit pertama sudah mulai mengalirkan listrik sejak 4 Maret 2025, disusul unit kedua pada 1 Mei 2025.
Kedua unit ini sekarang sudah tersambung dengan jaringan listrik nasional dan membantu menjaga agar listrik di rumah – rumah masyarakat tidak pernah padam.
Hal yang membuat pembangkit ini istimewa adalah penggunaan teknologi canggih bernama Ultra Super Critical (USC).
Teknologi ini seperti mesin mobil yang lebih irit bahan bakar, menggunakan batubara lebih sedikit untuk menghasilkan listrik yang sama, sehingga polusi yang dihasilkan juga lebih sedikit.
Selain itu, pembangkit ini dilengkapi dengan sistem pembersih asap yang canggih dimana terdapat filter debu raksasa yang menangkap 99% debu sebelum dibuang ke udara, sistem pencuci asap yang menghilangkan gas berbahaya dari cerobong dan alat penurun gas beracun yang memastikan udara yang keluar lebih bersih.
Dengan teknologi ini, polusi yang dihasilkan jauh lebih rendah dari batas yang ditetapkan pemerintah, bahkan pembangkit ini sudah disiapkan untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan di masa depan.
Beroperasinya Pembangkit PLTU Jawa 9 dan 10 (2×1.000MW) Suralaya di Cilegon, Banten memberikan dampak langsung bagi kehidupan masyarakat sehari – hari, dengan listrik di rumah – rumah akan menjadi lebih stabil dan terjangkau.
Pembangkit ini menambah pasokan listrik nasional sebesar 6,4%, yang artinya risiko pemadaman semakin kecil sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan gangguan listrik yang bisa mengganggu aktivitas belajar, pekerjaan maupun kegiatan keluarga di rumah.
Manfaat ekonomi juga sangat nyata dirasakan dan selama pembangunan, proyek ini menyerap lebih dari 10.000 pekerja, dengan 30% di antaranya berasal dari daerah setempat.
Menurut Adjib, sekarang pembangkit ini menciptakan lapangan kerja tetap untuk operasional dan mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah di sekitar Cilegon.
“Warung makan, toko kelontong, jasa transportasi dan berbagai usaha lainnya ikut merasakan dampak positif dari kehadiran proyek pembangkit ini,” ujarnya.
Dari segi kualitas infrastruktur, Pembangkit PLTU Jawa 9 dan 10 (2×1.000MW) Suralaya di Cilegon, Banten dibangun dengan standar internasional untuk menjamin keamanan dan daya tahan. Fasilitas pendukung, seperti pelabuhan khusus dan jalur transmisi listrik juga telah disiapkan.
“Dengan menggunakan teknologi terdepan, pembangkit ini bisa diandalkan selama puluhan tahun ke depan, memastikan investasi ini memberikan manfaat jangka panjang.
Hutama Karya juga sangat serius dalam menjaga kelestarian lingkungan,” katanya.
Selama pembangunan, berbagai upaya dilakukan untuk melindungi lingkungan sekitar dengan pemantauan kualitas udara dan air laut secara rutin yang dilakukan oleh tim ahli untuk memastikan tidak ada pencemaran yang merugikan masyarakat dan ekosistem laut.
“Program penanaman pohon kami lakukan di area sekitar proyek untuk menambah ruang hijau dan menyerap karbon dioksida,” jelas Adjib.
Selain itu, pengelolaan sampah diterapkan dengan ketat, memisahkan sampah berbahaya dan biasa, serta bekerjasama dengan pihak berizin untuk pengelolaan yang tepat.
“Kami juga aktif menjalin kerjasama dengan komunitas lokal dalam program lingkungan berkelanjutan, melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan,” tuturnya.
Selama pembangunan, perusahaan tidak melupakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.
Tim proyek juga menerapkan protokol kesehatan ketat dan sistem kerja dua shift untuk memastikan pembangunan tetap berjalan lancar tanpa mengabaikan keselamatan pekerja.
Selama lima tahun pembangunan, tidak ada kecelakaan kerja fatal yang terjadi di proyek ini menandakan implementasi QHSSE yang ketat.
“Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat dan stakeholder yang telah mendukung proyek ini, terutama warga Cilegon dan sekitarnya,” ungkap Adjib.
Manfaat dari pembangkit ini kini akan dirasakan seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk listrik yang lebih stabil dan terjangkau, dari lampu rumah tangga hingga peralatan medis canggih di rumah sakit. B