Indonesia – Rusia Perluas Kerja Sama Riset dan Inovasi

Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Federasi Rusia, Konstantin Mogilevskiy di Gedung B.J Habibie, Jakarta, baru – baru ini.

Dalam beberapa dekade terakhir, kedua negara telah mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan di beberapa sektor penelitian, seperti teknologi nuklir dan antariksa.

Dalam pertemuan ini, Mogilevskiy menyampaikan bahwa perlunya memperluas dan mengintensifkan hubungan kerja sama kedua pihak, khususnya di bidang riset dan inovasi.

Saat ini, sedang disusun perjanjian antarnegara (Government to Government/G to G) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Kami ingin menggarisbawahi bahwa negara kami bisa bekerja sama dalam format mulitilateral, dalam kerangka BRICS atau kerangka Rusia – ASEAN. Oleh karena itu, yang paling penting adalah memprioritaskan beberapa bidang penelitian ilmiah yang harus dicatat di perjanjian,” kata Mogilevskiy.

Pada pertemuan ini, Mogilevskiy menawarkan kerja sama di bidang megasains.

Saat ini. sedang dibangun dalam tahap konstruksi delapan alat kelas megasains.

Alat tersebut bisa dilakukan penelitian fundamental, maupun penelitian misalnya terkait bioteknologi medis.

“Selain itu, kalau ada ketertarikan dari pihak Indonesia bisa mendalami bidang fisika nuklir, yang sekarang secara luas digunakan di Rusia. Bukan hanya untuk memproduksi energi, tetapi juga di bidang medis dan lain sebagainya,” jelasnya.

Pihak Rusia juga tertarik untuk kerja sama di bidang ilmu sosial, seperti arkeologi dan sejarah.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menuturkan, saat ini penyusunan perjanjian G to G antarnegara Indonesia dan Rusia sedang dalam proses review dengan Kementerian Luar Negeri.

Dia menambahkan, BRIN tidak hanya sebagai lembaga pelaksana riset (executing agency), tapi juga funding agency untuk riset termasuk perguruan tinggi dan industri.

“Selain itu, kami juga menjadi policy recommendation provider untuk Kementerian/Lembaga lain di pemerintah. Itu sebabnya, BRIN mencakup semua ilmu, mulai dari ilmu antariksa sampai ilmu agama,” ungkapnya.

Handoko menjelaskan, kolaborasi luar negeri selalu berbasis peningkatan kapasitas (capacity building).

Handoko menyatakan ketertarikannya jika BRIN terlibat menjadi anggota kolaborasi di bidang megasains.

“Karena itu juga bagian dari capacity building dan strategi untuk meningkatkan kompetensi periset di Indonesia. Kolaborasi luar negeri harus dimulai dari interaksi antarmanusia, untuk bisa saling mengenal, saling menemukan common interest, baru mereka bisa berkolaborasi,” tutur Handoko.

BRIN memiliki program visiting professorshippost-doctoral fellowship, tidak hanya untuk orang Indonesia, tapi juga untuk orang asing.

BRIN, lanjutnya, banyak berkolaborasi dengan Rusia di bidang nuklir dan antariksa.

BRIN menaungi Poltek Nuklir di Yogyakarta. “Secara spesifik, kami ingin memiliki ‘sister university’ untuk Poltek Nuklir, misalnya dengan Tomsk State University – Rusia.”

Pada bidang nuklir juga utamanya berfokus pada rekayasa akselerator dan rekayasa nuklir untuk aplikasi medis dan industri. Dengan Rosatom – Rusia, BRIN menawarkan production based untuk radioisotop dan radiopharmaceutical product, tidak hanya di Indonesia tapi juga kawasan ASEAN.

“Jadi saat ini kami memanfaatkan infrastruktur tidak hanya untuk sains murni, tetapi juga mendorong tumbuhnya bisnis dan ekonomi baru,” ujar Handoko.

Untuk infrastruktur yang besar, BRIN membuka fasilitas tidak hanya untuk universitas dan industri lokal, tetapi juga regional, termasuk di ASEAN.

“Jadi itu yang selalu kami tawarkan untuk ASEAN dialogue partner, termasuk Rusia untuk menjadikan platform kolaborasi yang melibatkan big infrastructure menjadi hub kolaborasi tidak hanya untuk Indonesia tapi juga negara di sekitar Indonesia, bahkan sampai Australia, dan sebagainya,” ungkapnya.

BRIN juga sedang mendiskusikan kerja sama pembangunan bandar antariksa pertama di Indonesia yang berbasis bisnis murni dengan Roscosmos – Rusia. I

 

Kirim Komentar