Industri Makanan dan Minuman Indonesia Sumbang Ekspor Rp239 Triliun

Industri makanan dan minuman (Mamin) berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional, kata Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza, hingga mencapai 7,2% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

“Industri makanan dan minuman adalah sektor strategis yang berperan penting dalam menopang perekonomian nasional. Berdasarkan data BPS, kontribusi sektor ini pada Triwulan I/2025 mencapai 41,15% terhadap PDB Industri Nonmigas dan 7,2% terhadap PDB nasional,” katanya saat pembukaan Business Matching Speciality Indonesia 2025 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (4/8/2025).

Periode Januari hingga April 2025, industri makanan dan minuman mencatatkan ekspor sebesar US$14,66 miliar atau Rp239,95 triliun (kurs Rp16.300), sedankan angka impor tercatat sebesar US$4,23 miliar atau Rp68,94 triliun.

“Dengan demikian, sektor ini masih melanjutkan tren surplus neraca perdagangan dengan nilai mencapai US$10,43 miliar atau sekitar Rp170 triliun,” ungkap Wamenperin Riza.

Investasi di sektor ini juga tumbuh dan diminati oleh para investor, terlihat dari pertumbuhan realisasi investasi yang telah mencapai Rp22,64 triliun pada Triwulan I/2025.

Rinciannya, PMA sebesar Rp9,03 triliun, sedangkan PMDN Rp13,6 triliun, kemudian industri ini menerap 6,27 tenaga kerja pada tahun 2024.

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 yang sebanyak 5,74 juta orang dan tahun 2022 yang sebanyak 5,72 juta orang.

Pada kesempatan itu, Faisol menjelaskan bahwa acara Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia diselenggarakan untuk menampilkan produk unggulan kopi, teh, kakao, susu dan buah yang telah dikurasi, serta memperkenalkan produk minuman beralkohol dan cerutu yang.

“Saya berharap ajang ini dapat membuka lebih banyak kolaborasi antara pelaku usaha specialty Indonesia dengan pelaku bisnis internasional, sehingga brand image produk kita makin kuat dan dikenal di pasar global,” tutur Wamenperin Riza.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika menambahkan, penyelenggaraan Specialty Indonesia berlangsung pada 5 – 8 Agustus 2024.

Kegiatan ini merupakan upaya membuka peluang pengembangan usaha, peningkatan daya saing industri dalam negeri dan memperkenalkan produk – produk specialty Indonesia kepada pasar – pasar alternatif yang belum dieksplorasi secara optimal.

“Kegiatan dilaksanakan pada 5 Agustus 2025 di Ruang Garuda dan Ruang Rajawali (Kantor Kemenperin), dengan pendaftar sebanyak 94 perusahaan. Setelah proses kurasi, diperoleh jumlah peserta sebanyak 51 industri,” jelas Putu. I

 

 

Kirim Komentar