Kaleidoskop Kemenperin Triwulan II/2025

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sejumlah pencapaian selama Triwulan II/2025, yakni dukungan terhadap pengembangan industri hijau terus diperkuat melalui penyelenggaraan Forum Industri Hijau 2025.

Menurut informasi Instagram @faisolriza.id, forum tersebut menjadi wadah strategis untuk mendorong transformasi industri nasional yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan berdaya saing global.

Kemenperin menyiapkan dua jurus untuk mempercepat tranformasi industri hijau di tengah krisis iklim global.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan, dalam peta jalan emisi nol bersih (net zero emission roadmap) sektor industri, Kemenperin menargetkan penurunan emisi sebesar 31% hingga 43% pada tahun 2030 dan mencapai NZE sektor industri di tahun 2050.

“Dengan roadmap Net Zero Emission (NZE) sektor industri, kami menargetkan penurunan emisi sebesar 31% sampai dengan 43% pada 2030 dan mencapai NZE sektor industri di 2050,” katanya, belum lama ini.

Wamenperin Riza menjelaskan, ada dua jurus untuk mempercepat transformasi itu. Pertama, dengan revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Kedua, menyusun regulasi terkait pengurangan emisi industri yang akan diberlakukan di tingkat lokasi fasilitas produksi industri pengolahan.

Menurutnya, aturan tersebut akan diberlakukan di tingkat lokasi fasilitas produksi industri pengolahan dan persiapan aturan hukum ini sebagai komitmen nyata dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“Kebijakan ini akan mengatur pengendalian emisi polutan udara dan pengurangan emisi gas rumah kaca, penetapan batas atas emisi gas rumah kaca, mekanisme perdagangan karbon wajib atau Emission Trading System (ETS) sektor industry, serta penetapan harga karbon mandatory,” jelas Wamenperin Riza.

Selain itu, dalam Kaleidoskop KemenperinTriwulan II/2025 tercatat dukungan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang juga dilaksanakan oleh industri dalam negeri melalui peningkatan utilisasi produksi food tray.

Langkah ini, dia menambahkan, tidak hanya mendukung keberhasilan program nasional, tetapi juga mendorong optimalisasi kapasitas produksi industri manufaktur dalam negeri.

Industri dalam negeri siap memasok food stray untuk program MBG dengan kapasitas produksi yang meningkat menjadi 350.000 pieces per bulan.

Memasuki bulan kelima tahun 2025, Indonesia mencatatkan capaian penting dengan resmi bergabung dalam kelompok Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan (BRICS).

Keanggotaan ini semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di kawasan Global South dan membuka peluang kerja sama ekonomi, serta industri yang lebih luas.

Pada akhir triwulan kedua, Kemenperin mengembangkan Sistem Informasi Produk Sawit dan Turunannya (Siprosatu) sebagai bagian dari upaya digitalisasi industri hilir kelapa sawit.

“Sistem tersebut diharapkan mampu meningkatkan transparansi, efisiensi dan daya saing produk sawit nasional di pasar domestik maupun global,” ungkap Wamenperin Riza. I

 

Kirim Komentar