KEMENHUB PERTAJAM BISNIS PROSES PENYELENGGARAAN ANGKUTAN KHUSUS TERNAK

Sejak kapal ternak resmi beroperasi di Indonesia pada tahun 2015, pemerintah terus berkomitmen dan menjabarkan bisnis proses kapal angkutan khusus ternak.

Upaya tersebut dalam mendorong swasembada pangan, yaitu daging sapi dan kerbau dengan menjamin kelancaran distribusi menggunakan moda transportasi laut.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Capt. Antoni Arif Priyadi mengatakan, selama hampir enam tahun beroperasi, kapal ternak telah menunjukan hasil yang cukup baik.

Namun, dia menambahkan, masih ada beberapa hal yang perlu dipertajam dalam bisnis proses penyelenggaraan angkutan khusus ternak tersebut.

“Penyelenggaraan angkutan khusus ternak mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai dari aspek armada, trayek, jumlah ternak yang diangkut hingga penambahan pelabuhan bongkar dan pelabuhan muat,” kata Antoni dalam acara Konsinyering Penyusunan Bisnis Proses Penyelenggaraan Angkutan Khusus Ternak di Bali, Rabu (23/6/2021).

Antoni berharap melalui konsinyering ini dapat menghasilkan rumusan pemikiran yang inovatif dalam mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan kapal khusus angkutan ternak yang lebih baik.

Selain itu, dia berharap pula kepada para pihak terkait untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan kapal angkutan khusus ternak secara menyeluruh agar pelayanan yang diberikan lebih baik di masa yang akan datang.

“Tidak selalu di setiap kegiatan berjalan mulus dan lancar, itu hal yang biasa, tapi yang lebih penting bagaimana cara kita mencari solusi untuk menyelesaikan hal tersebut,” jelasnya.

Menurut Antoni, saat ini enam kapal ternak dilayani oleh KM Camara Nusantara (1, 2, 3, 4, 5 dan 6) dengan spesifikasi panjang keseluruhan kapal (LOA) ±69.78 m meter, lebar ±13.6 meter, dan kapasitas ruang muat yang mencapai 150 ton.

Kapal Angkutan Khusus Ternak dapat mengangkut ternak dengan kapasitas sebanyak 550 ekor ternak sapi.

“Kapal Ternak di tahun 2015 itu awalnya cuma ada satu trayek dengan empat pelabuhan muat, dan empat pelabuhan bongkar dengan realisasi muatan sebanyak 353 ekor,” tuturnya.

Pada tahun 2020, capaian kinerja kapal khusus angkutan ternak telah mengangkut sejumlah 42.984 ekor, sedangkan 2019 masih mengangkut 42.726 ekor, sehingga terjadi kenaikan sekitar 0,9%.

“Kita bertekad untuk dapat meningkatkan jumlah ternak yang dapat diangkut tahun ini, meski kapal ternak kita tahun ini memasuki masa perlimbungan pertengahan (dock intermediate),” ungkap Antoni.

Pada tahun 2021, program Tol Laut baik ternak maupun barang lebih fokus pada muatan balik yang fungsinya disamping sebagai penyeimbang pembiayaan distribusi logistik juga pendorong geliat perekonomian di daerah, terutama di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). I

 

 

Kirim Komentar