Kemenpar Wujudkan Keamanan dan Keselamatan Destinasi Wisata

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyerap aspirasi berbagai pihak melalui Focus Group Discussion (FGD) Keamanan dan Keselamatan Wisata, sebagai langkah responsif dan kolaboratif guna menjaga kepercayaan wisatawan mancanegara dan memperkuat citra pariwisata Indonesia sebagai destinasi yang aman dan bertanggung jawab.

Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dengan Kementerian dan Lembaga terkait.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini Mohamad Paham mengatakan, travel advice dari pemerintah Australia dan Inggris menyoroti berbagai insiden seperti kecelakaan wisata pendakian, wisata air hingga isu keamanan konsumsi minuman beralkohol bagi wisatawan.

“Jika tidak ditangani secara tepat dan komprehensif hal ini dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap destinasi unggulan di Indonesia. Oleh karena itu, FGD hari ini menjadi sangat penting dan sangat strategis,” katanya.

Martini berharap FGD ini dapat menghasilkan banyak masukan penting antara lain terkait rekomendasi penyusunan kebijakan dalam bentuk SKB atau surat keputusan bersama tentang penguatan keamanan dan keselamatan pariwisata, serta rencana aksi bersama yang dilakukan antarkementerian dan lembaga.

“Kami juga menginginkan terbangunnya koordinasi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan rekomendasi yang nanti kita sepakati bersama dan juga terlaksananya kampanye publik untuk pariwisata yang aman melibatkan seluruh elemen masyarakat,” jelasnya.

Jadi, dia menambahkan, semua yang hadir turut membangun kolaborasi dan memperkuat komitmen bersama dalam memastikan manajemen keselamatan wisata yang lebih baik.

Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Manajemen Krisis, Fadjar Hutomo menyampaikan pemaparan umum tentang Manajemen Risiko Keamanan dan Keselamatan Pariwisata.

Dia menjelaskan, tiap daerah memiliki keunikan krisisnya sendiri, dan tiap daerah memiliki resikonya sendiri, sehingga kelengkapan peralatan, sampai kelengkapan SDM-nya pun berbeda.

“Inilah yang perlu menjadi perhatian kita. Sumber daya kita boleh jadi terbatas sehingga kita harus melakukan pilihan-pilihan tindakan,” kata Fadjar.

Dia juga menekankan bahwa ada pasal yang menjadi salah satu payung regulasi yang mengatur penyelenggara pariwisata agar memperhatikan isu keselamatan, yakni pasal 45 Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.

Sebagian dari peraturan tersebut berbunyi Kewajiban Penyedia jasa pariwisata yang dalam menyelenggarakan kegiatan dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan manusia wajib menyediakan sumber daya manusia yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang Pencarian dan Pertolongan.

“Belajar pada berbagai kejadian, kita rasanya juga kurang pas kalau hanya mengandalkan Basarnas atau BNPB, karena pasti ada respons tim yang kita sangat memahami itu. Hal yang diperlukan adalah sebagai bagian dari mitigasi, maka kita menyiapkan SDM setempat, Potensi SAR, mitra kebencanaan yang dalam situasi emergency untuk memanfaatkan golden time pertolongan,” ungkapnya.

FGD ini juga dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama membahas Manajemen Keselamatan Wisata Perairan yang disampaikan oleh Direktur Kesiapsiagaan, BASARNAS dan ditanggapi oleh Balawista Nasional , Dinas Pariwisata Provinsi Bali, ASITA.

Sesi kedua, membahas soal Manajemen Keselamatan Wisata Pendakian Gunung, yang disampaikan oleh Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam, Kementerian Kehutanan, dan ditanggapi oleh APGI, Astindo, serta Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sesi ketiga, membahas Praktik Mixology yang Aman dan Bertanggung Jawab yang disampaikan oleh Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan, BPOM dan ditanggapi oleh Diageo Indonesia dan Indonesian Food & Beverage Executive Association (IFBEC).

Direktur Diageo Indonesia sebagai mitra kolaborasi Dendy Borman mengapresiasi terselenggaranya forum ini dan menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk memastikan keamanan dalam penyajian minuman beralkohol sebagai bagian dari upaya meningkatkan keselamatan wisatawan.

Diageo Indonesia turut mendukung melalui program edukasi rutin DrinkIQ yang menekankan praktik mixology secara bertanggung jawab dan peningkatan kesadaran terhadap bahaya metanol. I

 

Kirim Komentar