Kemenperin Dorong Kolaborasi Mahasiswa dengan Dunia Industri

Generasi muda diharapkan berperan aktif dalam pengembangan tenologi, inovasi dan kewirausahaan yang sejalan dengan transformasi industri 4.0 dan visi Indonesia menjadi negara maju.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan, pihaknya mendorong kolaborasi mahasiswa dengan dunia indsutri melalui riset terapan, program magang dan juga inisiatif digitalisasi sektor manufaktur.

Dia mengatakan hal tersebut saat berkunjung ke Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo) dan menjadi keynote speaker pada Akademi Politik Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dengan tema Politik Berkemajuan: Jalan Tengah antara Idealisme dan Realitas Politik di Universitas Muhammadiyah PKU Surakarta, Sabtu (9/7/2025).

AK-Tekstil Solo merupakan pendidikan tinggi Vokasi di bidang Teknologi Tekstil dan Garmen. AK-Tekstil Solo merupakan perguruan tinggi di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Lembaga pendidikan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli tekstil dan garmen yang kompeten bagi dunia industri yang membutuhkan, khususnya industri tekstil dan garmen di wilayah Solo dan sekitarnya.

Pengembangan pendidikan vokasi baik dalam kurikulum maupun kelengkapan sarana dan prasarana dilakukan oleh AK-Tekstil Solo secara berkesinambungan.

“Kontribusi nyata generasi muda di bidang industri menjadi bagian penting dari upaya menciptakan perumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing,” jelas Wamenperin Riza.

Pada tahun 2025, Kemenperin menargetkan pertumbuhan sektor Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT), termasuk industri tekstil, sebesar 6,59%.

Kemenperin juga akan berfokus pada penguatan investasi, peningkatan teknologi dan inovasi, serta optimalisasi pasar dalam negeri melalui kebijakan, seperti Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), seiring dengan adanya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 27 Tahun 2025 yang mengatur impor tekstil. 

Saat ini, fokus Kemenperin adalah pada peningkatan investasi di sektor tekstil dan pakaian jadi, pemanfaatan teknologi dan inovasi baru, seperti tekstil berbasis bio, serta daur ulang, untuk menciptakan standar industri baru.

Selain itu, fokus Kemenperin lainnya adalah pengoptimalan pasar dalam negeri melalui penguatan TKDN dan P3DN, serta peningkatan kerja sama internasional dan promosi akses pasar. 

Saat ini, Kebijakan Terbaru dan Impor Tekstil Permenperin Nomor 27 Tahun 2025, Kemenperin telah menyosialisasikan peraturan ini untuk memberikan kepastian dan pemahaman bagi para pelaku industri mengenai kebijakan impor tekstil.

Sektor tekstil menunjukkan sinyal positif dengan pertumbuhan 4,64% di Kuartal I/2025 dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mulai positif.

Pada kesempatan yang berbeda, Wamenperin Riza menyoroti upaya Kemenperin untuk meningkatkan daya saing industri tekstil dan produk tekstil nasional pada tahun 2025, termasuk melalui kebijakan deregulasi impor yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dalam negeri.

Selain itu, lanjutnya, dukungan terhadap praktik industri berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku ramah lingkungan, efisiensi energi dan penerapan ekonomi sirkular.

Selain itu, Kemenperin juga menyiapkan lima kebijakan strategis untuk industri tekstil dan produk tekstil, termasuk penyediaan insentif bagi industri hijau dan implementasi proyek percontohan daur ulang tekstil pascakonsumsi. 

Kirim Komentar