Transformasi digital industri merupakan isu prioritas yang sedang difokuskan di Indonesia. Dalam forum internasional, transformasi digital menjadi salah satu agenda pembahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Upaya peningkatannya perlu mendapatkan perhatian khusus karena berimbas pada peningkatan potensi ekonomi digital.
Selain itu, Indonesia tengah menyiapkan diri menjadi anggota Organization of Economic Co-Operation and Development (OECD).
Adapun salah satu syarat untuk bergabung dalam OECD adalah memiliki arah pengembangan industri berupa transisi Industri Hijau dan adopsi teknologi digital untuk mendorong efisiensi energi dan sumber daya lainnya pada sektor industri melalui digitalisasi pada setiap tahapan proses bisnis.
Dalam lingkup Kementerian Perindustrian, transformasi digital industri, termasuk dalam agenda Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan sejak tahun 2018.
Gerakan Making Indonesia 4.0 tidak hanya meliputi industri skala besar, tapi juga Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita mengatakan, dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, IKM diarahkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi melalui penguasaan literasi digital di sisi pemasaran dan penjualan, serta dukungan teknologi di sisi manufaktur untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.
“Kami memiliki program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital. Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak, dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA),” paparnya di Jakarta, baru-baru ini.
Program e-Smart IKM Ditjen IKMA sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo.
“Gernas BBI merupakan gerakan bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal,” tutur Reni.
Menurutnya, pemasaran digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern.
“Didorong oleh kondisi pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia dan peningkatan penetrasi teknologi digital di Indonesia, konsumen mengalami perubahan selera berbelanja, dari yang semula belanja secara konvensional dengan mengunjungi toko menjadi belanja daring,” ungkapnya.
Hal ini didukung oleh data pengguna internet, pengguna e-commerce, dan nilai transaksi e-commerce Indonesia.
Laporan Digital 2023: Indonesia mencatat pada Januari 2023 terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi internet mencapai 77%.
Kemudian Statista Market Insights juga melaporkan bahwa ada 179 juta jiwa pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2022, dan diprediksi mencapai 196 juta pada tahun 2023. Nilai transaksi e-commerce Indonesia, sebagaimana diprediksi oleh Bank Indonesia, berpotensi mencapai Rp572 triliun pada akhir tahun 2023.
“Kalau dilihat datanya, sebenarnya ini peluang yang harus dimanfaatkan. Sekarang hanya bermodal smartphone saja, pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan penjualan tanpa perlu keluar biaya dan energi besar dibanding cara pemasaran konvensional. Jadi, sudah murah, mudah, efektif juga, jadi sangat cocok untuk pelaku IKM,” jelasnya.
Beberapa waktu lalu, Ditjen IKMA menggelar lokakarya bertajuk Workshop Peningkatan Pemasaran Digital Bagi IKM Aneka, Kimia, Sandang, dan Kerajinan di Kota Bandung yang merupakan salah satu rangkaian program e-Smart IKM 2023.
Acara tersebut dihadiri sebanyak 200 pelaku IKM fesyen dan kriya Bandung dan sekitarnya. Lokakarya ini merupakan inisiasi bersama dari Ditjen IKMA, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.
Dengan menghadirkan narasumber dari Founder PALA Nusantara dan Master Trainer dari Tokopedia, peserta lokakarya disuguhi materi berupa pengenalan terhadap lokapasar (marketplace), cara menggunakannya, dan juga pemanfaatan fitur-fiturnya.
Materi lain yang diberikan adalah praktik teknik fotografi produk menggunakan ponsel agar pelaku IKM dapat menghasilkan foto produk yang baik di lokapasar hanya dengan peralatan sederhana.
“Di marketplace, keputusan konsumen sangat berpengaruh pada foto produknya, jadi harus bagus. Produk sudah bagus tapi kalau fotonya buram, angle-nya kurang bagus, menyebabkan konsumen tidak tertarik,” kata Reni.
Lokakarya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pelaku IKM Kota Bandung dan sekitarnya untuk mulai mengadopsi atau mengoptimalkan pemasaran digital.
Menurut Reni, pemasaran digital jika ditekuni pelaku IKM dan disertai dengan upaya pengembangan usaha lainnya akan memiliki dampak yang sangat besar dalam memenangkan kompetisi pasar.
Dalam acara pembukaan, Reni memberikan kisah sukses jenama Kampoeng Radjoet yang menaungi Sentra Rajut Binong Jati Bandung, agar peserta semakin tertarik, termotivasi, dan terinspirasi untuk menerapkan pemasaran digital.
Sejak tahun 2015, Kampoeng Radjoet aktif mengikuti pelatihan pemasaran digital dan menerapkannya, termasuk program e-Smart IKM 2018. I