Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) meminta kepada seluruh kepala daerah memahami isu perubahan iklim dan pengurangan gas emisi.
Apalagi, kata Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, saat ini, isu tersebut tengah menjadi sorotan dunia, karena dampaknya yang luas bagi masyarakat dan lingkungan.
“Kepala daerah 80% baru dan kita lihat komposisi kepala daerah ini muda usianya. Jadi, pekerjaan kita adalah bagaimana mengarusutamakan isu yang sangat dirasakan tidak dekat dengan keseharian, tapi menjadi isu yang diminati oleh kaum muda,” katanya saat acara peluncuran One Planet City Challenge di Ballroom Swiss-Belhotel Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, baru – baru ini.
Wamendagri menambahkan, untuk dapat memahami kedua isu tersebut, pemerintah daerah ([emda) harus menggandeng banyak pihak yang fokus terhadap isu lingkungan hidup.
Menurutnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Lingkungan Hidup berperan penting dalam menangani persoalan ini.
Dia mencontohkan, saat menjabat Wali Kota Bogor pernah menjalin kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) maupun lembaga kajian untuk menangani persoalan lingkungan.
“Jadi, saya kira di samping peningkatan kapasitas kepada aparatur yang juga sangat penting adalah mari kita buka ruang untuk berkolaborasi dengan kampus, lembaga think tank dan lembaga kajian yang bisa membantu,” jelasnya.
Bima menegaskan, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berperan dalam supervisi terhadap Pemda.
Kemendagri akan terus berkomunikasi dengan seluruh sekretaris daerah (sekda) agar berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait, terutama dalam menyelaraskan program sesuai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) di bidang lingkungan hidup.
“Harus nyambung program kerjanya, karena tidak semua difokuskan pada Dinas Lingkungan Hidup atau Bappeda, jadi pendekatannya harus betul-betul komprehensif,” ungkapnya.
Selain itu, Wamendagri juga menyinggung perlunya membuka ruang pendanaan bagi publik maupun sektor swasta yang ingin berkontribusi dalam program lingkungan hidup.
Penting pula melakukan kampanye yang melibatkan berbagai pihak, lanjutnya, seperti asosiasi yang peduli terhadap lingkungan hidup, termasuk keterlibatan figur publik.
“Saya siap untuk menjadi jembatan penghubung dari daerah – daerah dari teman – teman CSO (Organisasi Masyarakat Sipil) agar hubungan kita tidak pernah luntur dan kendor terkait dengan target pengurangan gas emisi,” tuturnya. I