Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkolaborasi dengan Korea Selatan menjalankan program Official Development Assistance – Korea – Indonesia Integrated Ocean and Fisheries Technology Training Center (ODA KIOTEC) untuk menghasilkan sumber daya manusia ahli di bidang survei laut.
Program itu melibatkan 40 mahasiswa pascasarjana penerima beasiswa ODA KIOTEC dari lima perguruan tinggi ternama di Indonesia dan delapan orang perwakilan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) KKP.
“Para peserta program mengikuti pelatihan Multibeam Echo Sounder (MBES), yaitu teknologi pemetaan dasar laut tiga dimensi yang menjadi tulang punggung dalam pelaksanaan survei hidrografi, model ekosistem laut, dan perencanaan wilayah pesisir berbasis data,” kata Sekretaris BPPSDMKP KKP Rudi Alek Wahyudin dalam keterangan di Jakarta.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) mengatakan, materi pelatihan meliputi teori, praktik pengoperasian, pengambilan data di laut, serta analisis hasil survei.
Pelatihan tersebut turut menghadirkan pakar survei laut, seperti Wiwin Windupranata (ITB) Mochamad Riam Badriana (Ahli Survei Kelautan) dan tim teknis Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC).
Kegiatan berlangsung interaktif menggabungkan pendekatan akademik dan praktis yang memperkuat koneksi antara riset, serta kebutuhan industri.
Rudi menambahkan, keterlibatan BPPSDMKP dalam pelatihan itu tidak hanya memperkuat kompetensi teknis, tetapi menjadi langkah konkret dalam mentransformasikan pendidikan vokasi da memperluas jangkauan pelatihan di daerah melalui penyuluhan, serta kurikulum adaptif.
“Penguasaan teknologi survei laut menjadi kunci dalam mendukung transisi menuju ekonomi biru berbasis sains,” tuturnya.
Pelatihan MBES telah mendapat pengakuan internasional sebagai endorsed Decade Action dalam kerangka United Nations Decade of Ocean Science for Sustainable Development (2021 – 2030).
Endorsement ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kapasitas teknologi kelautan melalui pelatihan teknis, pendidikan pascasarjana, riset kolaboratif, dan pertukaran peneliti muda (Early Career Ocean Professionals/ECOPs), guna mendorong pemanfaatan ilmu kelautan dalam pengambilan kebijakan berbasis bukti.
Sementara itu Director MTCRC Park Hansan mengatakan program itu mencerminkan kontribusi nyata dalam memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Korea, sekaligus memperluas pengaruh global melalui inisiatif UN Ocean Decade.
“Penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan seperti ini tidak hanya menjawab tantangan teknologi masa kini, tetapi juga membuka jalan bagi kolaborasi lintas negara dalam menciptakan laut yang berkelanjutan dan inklusif,” jelas Park Hansan. I