Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan hasil pemantauan kejadian bencana selama periode 12 – 13 September 2025 pukul 14.00 WIB.
Hasil akumulasi data yang dihimpun, tercatat sebanyak 24 kejadian bencana dengan 11 kejadian di antaranya dikategorikan menonjol atau berdampak signifikan.
Dari rangkaian kejadian tersebut, dilaporkan sedikitnya 22 korban jiwa meninggal dunia, 8 orang hilang, 3 orang luka – luka dan lebih dari 11.000 jiwa terdampak.
Sementara itu, lebih dari 300 rumah mengalami kerusakan mulai dari rusak ringan hingga hanyut.
Peristiwa banjir yang melanda Provinsi Bali menimbulkan dampak yang cukup besar. Tercatat 17 orang meninggal dunia, 5 orang masih dalam pencarian, 146 orang terpaksa mengungsi dan 214 Kepala Keluarga (KK) atau 659 jiwa terdampak langsung.
Status tanggap darurat ditetapkan di Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar dan Kabupaten Gianyar.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bersama rombongan turun langsung memberikan pendampingan.
Kondisi banjir di beberapa titik Kota Denpasar sudah surut, sementara pencarian korban hilang masih berlangsung.
Di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, banjir bandang mengakibatkan 5 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 3 orang luka – luka dan 57 orang mengungsi.
Sebanyak 40 unit rumah hanyut, 17 unit rumah rusak berat dan 48 unit rumah rusak ringan. Status tanggap darurat ditetapkan hingga 30 September 2025, dengan BNPB melalui Deputi Bidang Penanganan Darurat memberikan pendampingan.
Banjir di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, sejak Rabu (10/9), berdampak pada 130 KK atau 472 jiwa.
Sebanyak 4 unit rumah hanyut, 11 unit rumah rusak berat, 8 unit rumah rusak ringan, dan 49 unit rumah terdampak.
Status tanggap darurat diberlakukan hingga 24 September 2025. Saat ini, banjir telah surut, tetapi menyisakan material lumpur.
Di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, banjir berdampak pada 300 KK dengan 200 orang mengungsi.
Sebanyak 166 rumah terdampak dan 1 unit rumah rusak berat. Status tanggap darurat diperpanjang hingga 24 September 2025.
Pengerukan material longsor di beberapa titik pascabanjir masih terus dilakukan.
Selanjutnya, banjir di Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Rabu (10/9) berdampak pada 88 KK atau 184 jiwa.
Sebanyak 7 KK dengan 16 rumah mengalami kerusakan. Wilayah terdampak mencakup 11 desa di empat kecamatan.
Banjir kini berangsur surut setelah penanganan dilakukan BPBD setempat.
Di Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah, banjir pada Kamis (11/9) berdampak pada 237 KK atau 917 jiwa dan 237 unit rumah terendam.
Wilayah terdampak mencakup dua desa di satu kecamatan. Hujan sudah reda dan kondisi air berangsur surut.
Banjir juga melanda wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada Kamis (11/9) setelah terjadi hujan dengan intensitas tinggi pada Rabu (10/9).
Wilayah terdampak berada di Desa Gambarsari, Kecamatan Kemangkon yang mana 10 hektare sawah terendam dengan perkiraan produksi gabah mencapai 56 kuintal.
Masih di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, bencana tanah longsor juga terjadi dan melanda tiga desa di dua kecamatan.
Material tanah longsor telah menghantam 7 unit rumah dan 1 unit sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar terancam. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut.
Tim gabungan telah menyalurkan bantuan dan melakukan pembersihan bersama instansi terkait dibantu warga setempat.
Tanah longsor turut dilaporkan di Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, pada Jumat (12/9).
Material longsor menutup jalur rel molek dan jalan alternatif, sehingga 225 KK terisolir.
Tim gabungan terus bekerja membersihkan material, dibantu masyarakat setempat. Situasi perlahan membaik dengan akses jalan mulai bisa dilalui kembali.
Kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis (11/9).
Titik api berada di Desa Kepuh Pandak, Kecamatan Kutorejo, dengan luas sekitar 2 hektare yang terbakar. Api berhasil dipadamkan oleh petugas dan kondisi kini terkendali.
Sementara itu, kekeringan melanda Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, berdampak pada 2.512 KK atau 8.805 jiwa.
Dropping air bersih terus dilakukan, dengan catatan 30.000 liter air telah didistribusikan pada 12 September 2025.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia, terutama bagian Tengah dan Timur.
Kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer regional, seperti aktivitas gelombang Rossby ekuatorial, potensi Madden Julian Oscillation (MJO) dan suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia.
BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang, yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Selain itu, BNPB bersama pemerintah daerah, TNI, Polri dan relawan terus melakukan langkah penanganan darurat, pencarian korban, distribusi bantuan, serta pemulihan infrastruktur terdampak.
Kepala BNPB Letjen Suharyanto menegaskan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama, disertai jaminan bahwa kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. I