Memasuki hari keempat atau Minggu (16/11), tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) gabungan kembali menemukan dua jenazah yang tertimbun material longsor.
Dengan penemuan ini, maka total korban meninggal dunia pada peristiwa longsor Desa Cibeunying menjadi 13 orang, sedangkan jumlah orang dalam pencarian ada sebanyak 10 orang.
Sejak pukul 06.00 WIB, sebanyak 22 alat berat jenis bucket eskavator dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum, Pemerintah Kabupaten Cilacap, diturunkan membantu proses operasi pencarian dan pertolongan (opsar) longsor yang melanda Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.
Penambahan alat berat pengeruk tanah ini terbukti memudahkan tim pencarian dan pertolongan (SAR) dalam menemukan korban yang masih hilang.
Selain dukungan alat berat, opsar ini juga didukung oleh 1.001 personel dari berbagai komponen bangsa.
Sembilan ekor unit K9 dari Kantor SAR Semarang, Polda Jawa Tengah dan Polres di Jawa Tengah ikut membantu pencarian korban.
Sementara itu, hingga saat ini, pemerintah desa setempat telah menyediakan lokasi pengungsian di Balai Desa Cibeunying dan gedung MTS SS Cibeunying.
Dua lokasi ini dimanfaatkan warga untuk tempat bernaung sementara, terutama saat malam hari.
Sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan darurat bencana ini, operasi modifikasi cuaca (OMC) juga dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak Minggu (16/11) pagi.
Bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) sebanyak 3 ton telah disemai melalui tiga sorti penerbangan.
Operasi dilaksanakan secara intensif dengan menggunakan satu armada pesawat Cessna PK-SNM yang diberangkatkan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, menuju area yang berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah terdampak.
Selama proses OMC dilakukan, cuaca di wilayah terdampak terpantau cerah berawan. Hal itu tentunya memudahkan kinerja tim SAR gabungan dalam melanjutkan misinya.
Selain operasi SAR, pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak juga menjadi salah satu prioritas penanganan darurat bencana ini.
Sesuai perintah Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, tim Kedeputian Bidang Penanganan Darurat BNPB menyerahkan dukungan bantuan operasional berupa kebutuhan dasar, logistik dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Penyerahan bantuan itu dilakukan secara simbolis oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, kepada Bupati Cilacap Syamsul Amalia Rohman, dengan rincian kebutuhan dasar antara lain 200 paket sembako, 100 lembar selimut, 100 buah matras, dan 200 pax makanan siap saji.
Selain itu diserahkan pula bantuan peralatan, yaitu 1 unit tenda pengungsi, 20 unit tenda keluarga, 1 unit pompa alkon, 4 unit light tower, dan 2 unit pompa alkon.
Demi memaksimalkan rangkaian penanganan darurat secara terpadu, Bupati Cilacap telah menetapkan status keadaan darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 30 hari, terhitung dari 14 November hingga 14 Desember 2025.
Mengingat cuaca di sekitar Cilacap, khususnya di wilayah Kecamatan Majenang dan sekitarnya diprakirakan masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi, BNPB mengimbau warga sekitar, khususnya di wilayah terdampak untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi risiko longsor susulan atau banjir bandang. I
