Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana pada 30 Juli 2025

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah peristiwa bencana yang terjadi pada Selasa (29/7) hingga Rabu (30/7) pukul 07.00 WIB.

Berdasarkan laporan yang dirangkum, bencana banjir mendominasi sebanyak empat peristiwa dari enam peristiwa baru.

Banjir yang pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada Senin (28/7).

Sedikitnya tiga desa, yakni Desa Maja, Sukajaya Punduh dan Pekon Ampai di Kecamatan Marga Punduh terdampak banjir.

Banjir yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan air saluran irigasi meluap ini mengakibatkan sedikitnya 88 unit rumah terendam.

Untuk merespons kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menerjunkan tim guna melakukan upaya pertolongan dan asesmen dan berkoordinasi dengan pihak terkait, hingga banjir dilaporkan telah surut pada Selasa (29/7).

Masih di wilayah Lampung, banjir juga terjadi di Kabupaten Tanggamus, pada Selasa (29/7) mulai pukul 03.00 WIB.

Banjir yang merendam 18 desa di lima kecamatan ini terjadi akibat dipicu oleh luapan sungai setelah hujan dengan intensitas tinggi berlangsung cukup lama.

Akibat banjir ini sebanyak 632 unit rumah terendam banjir. Selain itu, kerugian materiil yang tercatat di antaranya 1 unit jembatan rusak, 2 unit fasilitas pendidikan dan 1 unit kantor desa dan 93 hektare lahan persawahan terendam banjir.

Menyusul bencana ini, Tim BPBD Tanggamus telah melakukan penanganan darurat dan asesmen dengan lintas sektor.

Hingga Selasa (29/7) kondisi mutakhir dilaporkan sebagian wilayah sudah surut namun di sebagian lainnya masih tergenang.

Namun demikian, warga yang mengungsi mandiri telah kembali ke rumah masing – masing.

Tidak hanya di wilayah Lampung, banjir juga merendam beberapa daerah di Jawa Barat, di antaranya Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.

Banjir di wilayah Kabupaten Bogor terjadi pada Selasa (29/7) pukul 19.30 WIB setelah hujan dengan intensitas tinggi yang memicu jebolnya tanggul di perumahan Arum Park, Desa Bantarsari, Kecamatan Rancabungur.

Akibat kejadian tersebut sebanyak 146 Kepala Keluarga (KK) atau 462 jiwa terdampak.

Menyusul peristiwa ini BPBD Kabupaten Bogor telah berupaya melakukan kaji cepat, berkoordinasi, hingga melakukan upaya penanganan darurat dengan penyedotan dan pembersihan material banjir.

Tidak ada korban jiwa maupun kerugian material lainnya yang dilaporkan setelah banjir terjadi.

Sementara itu, banjir yang merendam Kabupaten Sukabumi terjadi pada Senin (28/7) pukul 16.20 WIB, setelah hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama mengguyur wilayah Sukabumi, sehingga menyebabkan aliran sungai meluap.

Sedikitnya tiga desa dari dua kecamatan, yakni Desa Cidolog dan Desa Tegallega di Kecamatan Cidolog, serta Desa Rambay di Kecamatan Tegalbuleud terdampak.

Berdasarkan kaji cepat yang dilakukan BPBD pasca banjir, tercatat 56 jiwa dari 27 KK terpaksa mengungsi dan 20 KK lainnya terancam.

Tidak hanya merendam rumah warga, banjir juga menyebabkan 5 unit rumah rusak berat, 21 unit ruah rusak sedang dan 20 unit rumah terancam, serta satu jembatan putus.

Tim BPBD Kabupaten Sukabumi masih terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak dan berkoordinasi, serta memonitoring lokasi yang masih terdampak.

Selain banjir yang merendam sebagian wilayah, bencana kekeringan dilaporkan juga terjadi memasuki musim kemarau di beberapa wilayah.

Wilayah yang dilanda kekeringan di antaranya tercatat di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dan Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Kekeringan yang melanda wilayah Pandeglang, Banten ini terjadi di Desa Kadubadak, Kecamatan Angsana.

Sedikitnya 60 KK atau 200 jiwa terdampak akibat krisis air yang dipicu oleh musim kemarau, pada Kamis (24/7).

Menyusul peristiwa ini, tim BPBD Kabupaten Pandeglang mendistribusikan air bersih bagi warga terdampak kekeringan.

Air bersih dibagikan menggunakan water truck ke permukiman – permukiman warga.

Sementara itu, di Kabupaten Mahakam Ulu, kekeringan yang terjadi akibat dampak dari musim kemarau menyebabkan kondisi air di Sungai Mahakam surut, pada Senin (28/7).

Keringnya sungai membuat akses kendaraan air sulit dilalui. Akibatnya, dua kecamatan, yakni Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai turut terdampak.

Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 3.428 KK atau 10.154 jiwa terdampak dari keringnya sungai Mahakam tersebut.

Merespons peristiwa ini, BPBD Kabupaten Mahakam Ulu telah melakukan kaji cepat terkait kebutuhan dasar warga terdampak dan melakukan koordinasi lintas sektor guna memobilisasi bantuan.

Tidak hanya itu, BPBD juga telah menerjunkan tim guna memantau lokasi terdampak.

Meskipun sudah memasuki musim kemarau, sebagian wilayah Indonesia masih berpeluang diguyur hujan sedang hingga lebat.

Jadi, selain meningkatkan kesiapsiagaan di musim kemarau, masyarakat dan pemerintah daerah juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang dan angin kencang. I

Kirim Komentar