Perkuat Pengawasan Pelabuhan dengan Kemenhub Resmikan Miniatur MCC di KSOP Utama Makassar

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar meresmikan Ruang Kendali Super Tim, yang disebut juga Miniatur Maritime Coordination Center (MCC), khusus untuk pengawasan pelabuhan di wilayah tersebut.

Peresmian yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi ini dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawasan dan pengelolaan pelabuhan di Makassar.

Dia menyatakan bahwa pembentukan ruang kendali ini merupakan salah satu langkah strategis untuk memastikan keselamatan dan kelancaran operasional pelabuhan, khususnya di Pelabuhan Makassar dan sekitarnya.

“Kami berharap dengan adanya Miniatur MCC ini, pengawasan operasional pelabuhan dapat berjalan lebih optimal dan terintegrasi, sehingga dapat mendukung kelancaran aktivitas pelayaran di Pelabuhan Makassar, yang menjadi penghubung penting antara wilayah barat dan timur Indonesia,” ujarnya.

Adapun ruang kendali ini dilengkapi dengan berbagai fitur dan teknologi canggih untuk memantau aktivitas pelabuhan secara real time, termasuk sistem CCTV yang memantau beberapa titik penting di terminal pelabuhan, seperti Terminal Soekarno, Terminal Hatta, Terminal Hasanuddin, Terminal Paotere, dan Terminal Makassar New Port.

“Dengan sistem ini, aktivitas kapal yang bersandar, berlayar, maupun yang berlabuh di area pelabuhan dapat dimonitor secara langsung. Hal ini memungkinkan kami untuk lebih cepat dan tepat dalam mengambil tindakan jika terjadi situasi darurat,” jelas Capt. Antoni.

Selain sistem pengawasan visual, ruang kendali ini juga dilengkapi dengan berbagai data penting yang mendukung operasional pelabuhan, seperti struktur organisasi Super Tim Pelabuhan Utama Makassar yang mencakup stakeholder internal dan eksternal beserta penanggung jawab dan kontaknya.

Selain itu, data cuaca dan/atau berbagai data lengkap meteorologi pelayaran yang diambil dari Indonesia Weather Information For Shipping (INA WIS) dan BMKG untuk memantau prakiraan cuaca, arus, angin, ombak, gelombang sebelum kapal diberangkatkan, serta data kapal yang sedang bersandar atau yang akan berangkat dari dermaga atau pelabuhan.

Ruang pengawasan ini tidak hanya berfungsi untuk monitoring visual, tetapi juga sebagai pusat koordinasi dengan VTS Makassar untuk kenavigasian, terutama dalam kaitannya dengan pengawasan Automatic Identification System (AIS).

Pengawasan AIS akan menjadi tanggung jawab bersama antara KSOP, VTS Makassar dan patroli KPLP, dengan ketiganya berperan penting dalam mengontrol, serta mengawasi data pengawasan di lapangan.

“Fasilitas ini merupakan wujud komitmen kami untuk menghadirkan layanan pelabuhan yang lebih modern, responsif, dan aman. Ruang kendali ini juga memungkinkan kami untuk memantau traffic laut secara live melalui sistem Marine Traffic, di mana kami bisa melacak kapal-kapal yang sedang atau tidak mengaktifkan AIS,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Capt. Antoni mengharapkan agar seluruh UPT, terutama yang berada di wilayah Sulawesi Selatan, dapat mencontoh apa yang telah dilakukan oleh KSOP Utama dan menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi yang baik antara UPT dengan stakeholder terkait, seperti Tersus, TUKS atau pelabuhan setempat.

“Dalam pelaksanaanya tentu diperlukan koordinasi dan kolaborasi yang baik antara UPT dengan stakeholder, salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah membuka akses kamera pengawasan dari berbagai pihak untuk monitoring yang lebih efektif,” jelasnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor KSOP Utama Makasar Capt. Sahattua P. Simatupang menjelaskan, Miniatur MCC juga menampilkan data pelayaran harian, seperti laporan dokumentasi kapal berangkat per hari dan catatan manual untuk posisi kapal.

Selain itu, catatan rencana keberangkatan kapal, pengaturan alokasi dermaga untuk koordinasi sandar kapal dan berlabuh, serta peta navigasi yang mencakup area-area penting di sekitar perairan Makassar, termasuk batas – batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP) Pelabuhan Makassar.

“Ke depan, kami akan terus mengembangkan dan memperbarui sistem ini sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan dan kesyahbandaran serta kenavigasian,” ujarnya.

Jadi, Capt. Sahattua meniilai pelayanan yang diberikan bisa semakin optimal dan memenuhi standar nasional dan internasional, yang akan menjadi sarana dan prasarana yang memperkuat para pelaksana pengawasan lapangaan secara langsung sebagaimana yang diperlukan selama ini.

Dengan peresmian Miniatur MCC ini, diharapkan Pelabuhan Makassar semakin siap dalam mendukung mobilitas kapal-kapal penumpang dan Roro yang memiliki frekuensi tinggi.

Sebagai salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia, Makassar menjadi pusat transit penting untuk jalur pelayaran wilayah barat dan timur Indonesia.

“Dengan adanya fasilitas dan teknologi canggih, seperti Miniatur MCC, KSOP Utama Makassar berkomitmen tetap OPTIMIS untuk meningkatkan kapasitas kinerja pelayanan, keselamatan dan konektivitas pelabuhan bagi seluruh pemangku kepentingan dan pengguna jasa melalui inovasi terus menerus yang berani, benar dan menyejahterakan.” tutur Capt. Sahattua. I

Kirim Komentar