PROYEK GAS RAKSASA DI PAPUA RESMI BEROPERASI

Proyek Kilang Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Teluk Bintuni, Papua Barat pada hari ini, Jumat (24/11/2023).

Presiden Jokowi nantinya didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, peresmian proyek gas yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) itu akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia.

“Sebagai Proyek Strategis Nasional, Proyek LNG Tangguh Train 3 diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia dan masyarakat di sekitarnya karena memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mitigasi perubahan iklim,” ungkap Agus dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (24/11/2023).

Selain meresmikan Proyek Tangguh Train 3, pada kesempatan ini juga akan disampaikan pengembangan tiga proyek lain di Papua Barat yang masih merupakan bagian dari proyek hulu minyak dan gas (migas) beserta turunannya.

Pertama, Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari yang merupakan proyek terintegrasi berikutnya dari Proyek Tangguh.

Kedua, proyek hilirisasi blue ammonia.

Ketiga, segera dimulainya pengembangan Lapangan Gas Alam Asap Kido Merah (AKM) pada wilayah kerja Kasuri.

Produksi gas dari Lapangan AKM tersebut sebagian akan digunakan untuk mendukung pasokan bahan baku bagi pabrik Pupuk Kaltim yang akan dibangun di wilayah Fakfak.

Lapangan Tangguh merupakan penghasil gas bumi terbesar di Indonesia yang dikelola oleh perusahaan migas asal Inggris, BP Tangguh.

Adapun produksi gas dari kilang ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gas nasional.

Agus menambahkan, LNG Tangguh yang berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni sendiri telah beroperasi sejak tahun 2009 dan sekarang terdiri dari fasilitas produksi gas lepas laut yang suplai tiga train LNG dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 juta ton per tahun atau million ton per annum (mtpa).

“Dengan beroperasinya Train 3, Tangguh menjadi produsen gas terbesar di Indonesia dengan total produksi tahunan 11,4 mtpa, atau sekitar 35% dari produksi nasional,” ungkap Agus.

Selanjutnya, proyek ini akan menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Proses karbon dioksida penangkap dan penyimpanan adalah serangkaian proses yang menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber industri, seperti pembangkit listrik, pabrik semen, dan pabrik baja, serta menyimpannya di lokasi penyimpanan yang aman dan permanen. Ini dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mitigasi perubahan iklim.

Kirim Komentar