Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) penanganan bencana se-Provinsi Aceh yang digelar di Kantor Gubernur Aceh, Provinsi Aceh.
Rakor yang dihadiri Bupati dan Wali Kota se-Provinsi Aceh ini membahas upaya penanganan bencana yang terjadi dan langkah upaya mitigasi kedepan yang akan dilakukan.
“Kita membahas proses penanggulangan bencana, baik sebelum selama dan sesudah kejadian bencana, Aceh merupakan daerah rawan bencana, tentu saja untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah pusat bersama pemerintah daerah meningkatkan kolaborasi koordinasi dan kerjasama,” ujar Suharyanto.
Dalam arahannya, Kepala BNPB berkomitmen untuk melakukan penguatan terhadap upaya mitigasi bencana. Seperti diketahui, kejadian tsunami yang melanda wilayah Aceh 20 tahun lalu menjadi saksi bahwa diperlukannya peran seluruh lapisan masyarakat untuk membangun penguatan upaya mitigasi.
“BNPB akan melakukan survey dan kajian untuk mendukung pemenuhan kebutuhan Early Warning System (EWS) banjir dan tsunami di wilayah Aceh,” kata Suharyanto.
Dia berharap nantinya Aceh dapat menjadi Pusat Studi Tsunami dan upaya mitigasi bencana tsunami diperkuat melalui pembentukan pusat edukasi, serta informasi tsunami dunia untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat global.
Salah satu langkah nyata yang sudah dilakukan yakni BNPB sudah membangun gedung Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
Langkah ini diperlukan untuk mendukung rencana pembangunan EWS banjir dan tsunami yang nantinya akan terkoneksi dengan Pusdalops daerah untuk penguatan kesiapsiagaan masyarakat dan kapasitas kelembagaan.
Saat peninjauan ke lokasi gedung Pusdalops, Suharyanto memastikan fungsi dari Comand Center bisa berjalan dengan optimal.
Diharapkan dengan selesainya pembangunan gedung Pusdalops dapat menjadi sumber informasi dari tingkat daerah hingga ke tingkat pusat.
Selain itu, Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan, BNPB juga siap mendukung pelaksanaan gladi kesiapsiagaan atau tsunami drill yang akan dilaksanakan pada momentum peringatan tahunan pada tanggal 26 Desember.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Pusdalops BNPB, ada dua Kabupaten di Provinsi Aceh yang sudah menetapkan status tanggap darurat yakni Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Jaya. Seperi diketahui, dua wilayah tersebut dilanda peristiwa banjir hingga berdampak pada warga setempat.
BNPB bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya terus melakukan pendampingan dalam penanganan darurat banjir yang melanda wilayah tersebut sejak Sabtu (18/10) dini hari.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi sejak Sabtu (18/10) pukul 04.30 WIB menyebabkan meluapnya air sungai dan menggenangi kawasan pemukiman di delapan kecamatan meliputi 34 desa/gampong.
Meliputi Kecamatan Panga, Kecamatan Darul Hikmah, Kecamatan Setia Bakti, Kecamatan Teunom, Kecamatan Pasie Raya, Kecamatan Krueng Sabee, Kecamatan Jaya, dan Kecamatan Sampoiniet.
Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 1.776 unit rumah terdampak banjir, 1 unit sekolah dan 2 unit jembatan mengalami kerusakan. Selain itu, banjir juga berdampak lahan perkebunan seluas 20 hektare.
BNPB telah menyalurkan dukungan logistik dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya. Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya juga berupaya melakukan normalisasi sungai dan muara yang menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir.
Kamis (23/10), tim BNPB telah menyerahkan dukungan logistik dan peralatan yang diterima langsung oleh Wakil Bupati Aceh Jaya dan Kepala Pelaksana BPBK Aceh Jaya di Gudang Logistik BPBK Aceh Jaya.
Selain itu, tim BNPB bersama BPBK melakukan pemeriksaan logistik dan peralatan, serta pendampingan administrasi terkait dukungan yang disalurkan.
Per Kamis (23/10), banjir di wilayah Aceh Jaya telah surut dan aktivitas masyarakat kembali normal. Namun demikian, jembatan di Alue Gajah masih perlu dilakukan perbaikan, sedangkan satu jembatan penghubung dua desa masih dalam proses perbaikan.
Berdasarkan pantauan visual dilapangan cuaca di wilayah Aceh Jaya dan sekitarnya saat ini terpantau berawan.
BNPB telah menyalurkan berbagai bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya, di antaranya 1 unit perahu karet plus mesin, 200 matras, 200 selimut, 200 terpal, 200 paket sembako, 200 pouch makanan siap saji, 50 paket hygiene kit, 1 unit pompa alkon 6 HP, 50 unit tenda keluarga.
Lebih lanjut pada tahun 2025 ini, BNPB juga memberikan dukungan logistik dan peralatan bagi lima wilayah, yakni Provinsi Aceh mendapatkan Mobil Tangki Air, Kota Banda Aceh Mobil Rescue, Kabupaten Aceh Besar Mobil Rescue, Kabupaten Aceh Timur Mobil Rescue dan Kota Sabang Mobil Pick Up.
Turut hadir dalam rakor ini, Wakil Gubernur Aceh H. Fadhlullah, Kepala Basarnas Aceh Ibnu Harris Al Husain, Deputi Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan, Deputi Logistik dan Peralatan BNPB Andi Eviana, Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah, Kabinda Aceh Brigjen TNI Andrie Pitriko Mulia, Asisten Teritorial Kolonel Inf Fransisco, Karo Ops Kombes Pol Heri Heryandi, Koordinator Pada Kejaksaan Tinggi Aceh Ibsaini, Bupati dan Wali Kota se-Provinsi Aceh, Plh. Kalaksa BPBA Aceh, serta Kepala BPBD Kabupaten/Kota Se-Provinsi Aceh. I
