Ditjen Hubdat Gelar Rakor Antisipasi Arus Libur Lebaran Lintas Merak – Bakauheni

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) bersama Korlantas Polri dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), serta stakeholders terkait menggelar Rapat (Rakor) Koordinasi Penyelenggaraan Angkutan Lebaran Tahun 2024/1445 Hijriah Lintas Penyeberangan Merak – Bakauheni di Gedung Terminal Eksekutif Sosoro Pelabuhan Penyeberangan Merak, Cilegon, Banten pada Kamis (14/3/2024).

“Kesiapan sarana dan prasana perlu dipersiapkan dengan baik mengingat kemungkinan volume kendaraan akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada angkutan Lebaran tahun lalu V/C Ratio sebesar 0,57. Tahun ini diharapkan bisa lebih baik, karena ada skema penundaan perjalanan dan juga buffer zone,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Darat Hendro Sugiatno.

Pergerakan orang pada Angkutan Lebaran 2024 diprediksi naik sebesar 15% mengacu dari realisasi Angkutan Lebaran tahun 2023.

Direncanakan pada libur Lebaran nanti ada beberapa pelabuhan perbantuan untuk memecah kepadatan kendaraan, seperti pengoperasian Pelabuhan Ciwandan, BBJ Bojonegara, BBJ Muara Pilu dan Pelabuhan Indah Kiat (emergency) yang mengarah ke Pulau Sumatra.

Pada 3 April 2024 pukul 00.00 WIB hingga 9 April 2024 pukul 24.00 WIB penumpang pejalan kaki, kendaraan golongan IV a sampai dengan golongan VI a akan melalui Pelabuhan Merak.

Pelabuhan Ciwandan akan melayani kendaraan Golongan I, II, II, VIb dan VII.

Untuk Pelabuhan BBJ Bojonegara akan berfokus pada kendaraan Golongan VIII dan IX.

Nantinya, saat pembelian tiket melalui Ferizy baik angkutan orang ataupun angkutan barang sudah akan tercantum lokasi pemberangkatan dari Pelabuhan Merak, Ciwandan atau BBJ Bojonegara, sehingga diharapkan tidak ada kendaraan yang memasuki Pelabuhan yang tidak sesuai peruntukannya.

“Lintas Merak-Bakauheni rencananya akan dioperasikan 55 kapal (ekspres dan reguler), sementara lintas Ciwandan – Bakauheni disiapkan 10 kapal dan BBJ – Muara Pilu akan dilayani lima kapal,” jelasnya.

Baca Juga:  KEMENTERIAN PUPR BANGUN SEJUMLAH INFRASTRUKTUR DI SUMATRA BARAT

Dia menambahkan, melihat situasi dan kondisi cuaca seperti sekarang ini, apabila kapal tidak dimungkinkan untuk berlayar harap semua petugas di lapangan berkoordinasi dan kolaborasi.

Agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di satu titik dan apabila dibutuhkan kapal tambahan segera untuk disiapkan.

Selain itu, pada sektor transportasi kereta api yang semula stasiun pemberhentian akhirnya adalah Stasiun Merak dialihkan menjadi ke Stasiun Cilegon. Nantinya ada shuttle bus untuk pengguna jasa yang dilayani secara gratis.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan menyetujui bahwa pentingnya koordinasi dan kolaborasi untuk pengelolaan angkutan lebaran yang lebih baik di tahun ini, salah satu buktinya adalah dengan penetapan Surat Keputusan Bersama (SKB).

“Kami telah menyiapkan beberapa Cara Bertindak (CB) untuk mengatur arus lalu lintas yang ke arah Pelabuhan Penyeberangan baik di wilayah Banten atau Lampung. Diharapkan nanti di lapangan semua petugas bisa berkoordinasi dan membantu masyarakat untuk mengarahkan Pelabuhan yang akan dituju sesuai yang tertera pada tiket,” jelasnya.

Dia menuturkan, pihaknya akan melakukan koordinasi di beberapa titik delaying system dan buffer zone yang disediakan oleh PT ASDP, seperti di Rest Area KM 43 A dan KM 68 A pada ruas Jalan Tol Tangerang – Merak, serta lahan PT Munic Line pada ruas jalan Cikuasa Atas.

Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi menuturkan untuk mengantisipasi kemacetan diharapkan para pengguna jasa bisa membeli tiket Ferizy jauh-jauh hari atau maksimal di H-1 hari keberangkatan dan memberlakukan pembatasan pembelian tiket dengan radius larangan.

“Untuk pembelian tiket Pelabuhan Merak sejauh 4.71 KM dari titik tengah pelabuhan terluar dan pelabuhan Bakauheni sejauh 4.24 KM dari titik tengah pelabuhan terluar,” ungkapnya.

Baca Juga:  Ditjen Hubla Gelar Rakor Bersama Pihak Terkait Jelang Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2024

Dia mengharapkan seluruh stakeholder dapat membuat skenario simulasi terkait cuaca ekstrem dan juga skenario operasional, mengingat kemungkinan adanya peristiwa yang mungkin terjadi. I

Kirim Komentar