Kemendagri Imbau Pemda Optimalkan Upaya Pengendalian Inflasi

Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir mengimbau semua pemerintah daerah (pemda) agar melakukan upaya yang optimal dalam mengendalikan inflasi.

Pasalnya, dari hasil monitoring dan evaluasi (Monev) Kemendagri pada Maret 2024, masih ada sejumlah daerah yang sama sekali belum melakukan upaya konkret dalam penanganan inflasi.

“Tolong untuk dilihat daftar-daftar ini. Kami berharap di saat seperti ini teman-teman bersama Forkopimda untuk betul-betul aktif turun berupaya sekeras-kerasnya,” ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, baru-baru ini.

Dari data yang ditampilkan, diketahui terdapat 214 kabupaten dan kota yang sama sekali belum melakukan enam langkah konkret dalam penanganan inflasi.

“Kami berharap setelah data ini ditayangkan, daerah-daerah tersebut dapat melaksanakan upaya sesuai dengan arahan Mendagri,” jelas Tomsi.

Sebaliknya, dia mengapresiasi 14 kepala daerah yang telah mengimplementasikan enam upaya konkret dalam penangananan inflasi.

Adapun keenam upaya konkret yang dimaksud yaitu melaksanakan operasi pasar murah, inspeksi mendadak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang, kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, realisasi Belanja Tidak Terduga (BTT), serta dukungan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Tomsi mengimbau kepala daerah yang baru melakukan sebagian dari upaya tersebut agar berusaha semaksimal mungkin dalam penanganan inflasi.

Selain itu, ihwal operasi pasar murah, dia meminta agar dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga memiliki dampak yang signifikan.

“Operasi pasar murah harus benar-benar dilaksanakan dengan mengumumkan kepada masyarakat agar mereka yang berkepentingan dapat melakukan pembelian,” tegasnya.

Tomsi juga menyoroti kondisi sejumlah pasokan komoditas seperti beras, jagung, dan bawang merah. Ia pun meminta para kepala daerah agar mewaspadai potensi kenaikan harga jagung yang dapat berdampak pada harga ayam dan telur.

Baca Juga:  APBD DI BANK MASIH Rp193 TRILIUN DAN BELANJA DAERAH BARU TERSERAP 39,3%

“Kami memohon kepada semua pihak, termasuk Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional untuk mewaspadai perkembangan ini,” ungkapnya. I

Kirim Komentar