Kementerian ESDM Akan Kembangkan B100 Secara Bertahap

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energo dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menyebutkan, pihaknya bakal mengembangkan biodiesel B100 secara bertahap.

Untuk saat ini, dia menambahkan, tengah fokus mempersiapkan B40 yang rencananya diterapkan mulai 1 Januari 2025.

“Karena itu perlu persiapan yang lebih, kita tambah 2 juta (CPO), pabrik kita masih perlu penambahan kapasitas untuk B40 sekalipun,” kata Eniya usai menghadiri Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2024 di Jakarta.

Jadi, lanjutnya, untuk yang misalnya B50, B60, atau B100 itu sebetulnya secara theoretically, mesinnya bisa, tetapi mesin – mesin tertentu.

Dia menjelaskan, pengembangan B50 sampai dengan B100 perlu pengujian ketat lebih dahulu.

“Menguji dulu itu pakai engine statis yang ada di sana. Ini tim Lemigas sama tim BRIN lagi menguji itu,” ujarnya.

Adapun pada Minggu (3/11), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pihaknya sedang menyiapkan rancangan konsep pengembangan bahan bakar biodiesel hingga B100 sebagai salah satu upaya mewujudkan swasembada energi.

“Salah satu rancangan yang dilakukan adalah mempersiapkan semua konsep sampai dengan B100, tapi sudah tentu itu bertahap, nanti kami laporkan perkembangannya,” tuturnya.

Saat ini, produk biodiesel yang wajib digunakan di Indonesia adalah B35, yakni campuran 35% Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dari minyak sawit dan 65% BBM diesel jenis solar, yang penerapannya dimulai pada 1 Februari 2023.

Sementara itu, untuk produk B40 siap digunakan dan program penggunaan wajib B40 siap diimplementasikan pada 1 Januari 2025.

Insyaallah diimplementasikan 1 Januari 2025, produk B40 sudah selesai dites dan siap implementasinya,” ungkapnya. I

 

 

Kirim Komentar
Baca Juga:  Harapan Banjir Jakarta Berkurang 62% dengan Pembangunan Stasiun Pompa Ancol Sentiong