BNPB Sampaikan Empat Strategi Tangani Banjir Jabar

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Bencana Hidrometeorologi basah di Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat pada Jumat (29/11/2024).

Rakor ini digelar dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorologi dan persiapan jelang pelaksanaan Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025) di wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Dalam arahannya, Suharyanto menyampaikan empat strategi untuk menangani banjir di wilayah Bandung.

Pertama, para pemangku kebijakan daerah yang memiliki historis kejadian bencana tinggi menetapkan status siaga darurat sesuai dengan prediksi hujan tinggi dari BMKG.

“Penetapan status siaga darurat bukan berarti bahwa sebagai pemimpin itu tidak mampu mengatasi masalah didaerahnya, tapi bagaimana kita berkolaborasi dalam mengatasi masalah bencana, karena ini semua demi mengutamakan kepentingan masyarakat,” ujarnya.

Kedua, yakni dengan melakukan apel kesiapsiagaan untuk pengecekan personel serta logistik dan peralatan yang dimiliki.

Hal ini dinilai perlu, lanjutnya, mengingat beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan.

Sebelum puncak musim hujan terjadi, ada baiknya dilakukan pengecekan kemampuan daya dukung sarana dan prasarana guna menunjang kelancaran dalam bertugas dilapangan.

Ketiga, dengan melakukan langkah kesiapsiagaan sesuai rencana kontijensi dan rencana operasi, tentu hal ini merujuk pada karateristik dan historis kejadian bencana di masing – masing daerah.

Menurutnya, langkah kontijensi yang dapat dilakukan kiranya dengan mempersiapkan pengetahuan dalam lingkup kecil, yakni keluarga mengenai jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara maupun tempat evakuasi akhir.

“Yang terakhir, untuk daerah yang sudah mengalami bencana untuk segera menetapkan status tanggap darurat,” ungkap Suharyanto.

Dalam kondisi darurat bencana, percepatan penanganan sangat diperlukan.

Pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat terdampak maupun pengungsi juga menjadi perhatian utama.

Baca Juga:  Uji Publik Sistem Manajemn Logistik dan Peralatan Tingkat Nasional

Usai penetapan status tanggap darurat, akselerasi dapat dijalankan tidak hanya dalam masa tanggap darurat, tetapi hingga memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin memberi apresiasi tindakan respon cepat BNPB yang langsung turun apabila terjadi kejadian bencana di Bandung

“Saya apresiasi kepada BNPB, responnya cepat sekali, ketika diwilayah kami terjadi bencana maka langsung tim BNPB terjun untuk mempercepat proses penanganan darurat,” jelasnya.

Peristiwa banjir yang terjadi sejak Kamis (21/11) melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung.

Banjir sempat menggenangi delapan desa terdampak antara lain Desa Bojongsari, Bojongsoang, Tegaluar, Dayeuhkolot, Citereup, Rancamanyar, Sukamukti, dan Desa Sumbersari.

Peristiwa ini berdampak pada satu warga meninggal dunia dan empat luka ringan. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bandung per Jumat (29/11) pukul 08.00 WIB.

Banjir masih menggenangi sejumlah lokasi dilapangan. Ketinggian muka air bervariasi antara 10 meter hingga 70 meter.

Sedikitnya 3.103 KK terdampak dan terdapat beberapa warga yang terpaksa mengungsi.

Titik pengungsian juga tersebar di tiga lokasi, yakni Desa Bojongsoang, Desa Dayeuhkolot, dan Desa Citeureup.

Banjir ini juga berdampak pada satu orang dinyatakan hilang terbawa arus banjir.

Tim SAR gabungan juga telah melakukan operasi pencarian hingga memasuki hari ke tujuh. Operasi pencarian pun dihentikan per Rabu (26/11/2024).

Sebagai bentuk respon cepat pemerintah, Kepala BNPB yang diwakilkan Deputi Bidang Penanganan Darurat Lukmansyah dan Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Lilik Kurniawan mengunjungi lokasi terdampak banjir di Kecamatan Bojongsoang dan Kecamatan Dayeuhkolot.

Pada kunjungan tersebut Lukmansyah dan Lilik menyempatkan berdialog dengan warga setempat.

Meski banjir sudah berangsur surut, tetapi apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama, debit air di sekitar tanggul mengalami kenaikan dan berpotensi kembali melimpas ke hunian warga sekitar yang berada di area pinggir tanggul.

Baca Juga:  BNPB Antisipasi Potensi Bencana Alam, Covid-19 hingga PMK Pada KTT G20

BNPB juga telah mengirimkan dukungan logistik dalam upaya percepatan penanganan banjir di Kabupaten Bandung dengan rincian Perahu Karet 4 unit, Perahu Fiber 4 unit, Sembako 500 paket, dan Makanan siap saji 300 paket.

Selain itu, Makanan bayi 100 paket, Hygiene kit 500 paket, Selimut 500 lembar, Matras 500 lembar, Kasur lipat 300 lembar, Tenda pengungsi 5 unit, Tenda keluarga 4×4 200 unit, Velbed 100 unit, Pompa alkon 10 unit, Alat penerangan portable 2 unit, Genset 5 unit, Sanbag 100 lembar, dan peralatan kebersihan material banjir 200 paket. I

Kirim Komentar