Staf Ahli Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Siliwanti menyatakan, total kebutuhan investasi selama lima tahun ke depan (2025 – 2029) sebesar Rp47.587,3 triliun.
“Rata-rata sekitar Rp9.517,5 triliun per tahun,” ujarnya di Jakarta.
Investasi ini akan bersumber dari tiga kelompok utama, yakni pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta/masyarakat.
Menurut Siliwanti, investasi efisien dan transformatif menjadi salah satu kunci mendorong perekonomian tahun 2025 – 2029.
Berdasarkan komposisi pembelian, investasi dari swasta atau masyarakat menjadi kontributor terbesar.
“Ini yang kita harapkan adalah sekitar 86,7% atau sekitar Rp41.277 triliun,” ungkapnya.
Adapun investasi pemerintah sekitar 6,9% atau sekitar Rp3.282,7 triliun. Sementara besaran persentase untuk investasi BUMN 6,4% atau Rp3.027,7 triliun.
“Hal ini menggarisbawahi bahwa peran penting sektor swasta dan masyarakat dalam mendukung perekonomian nasional ke depan,” katanya.
Seperti diketahui, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8% selama lima tahun ke depan.
Beberapa prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, yaitu meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) per Produk Domestik Bruto (PDB) 2%, share industri per PDB tahun 2029 meningkat hingga 21,9%, ekspor barang US$400 miliar, lalu pangsa pasar rantai pasok global/global value chain 1,4%.
Kemudian, juga meningkatkan pendapatan negara per PDB tahun 2029 mencapai 18%, belanja negara per PDB 20% dan produksi pangan meningkat 20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Selain itu, proporsi kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 45,6% dan rasio PDB Pariwisata 5% dengan devisa US$39,44 miliar. I