Indonesia dan Selandia Baru Bahas Strategi Perdagangan

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon di WelIington, Selandia Baru, baru – baru ini.
Kedua belah pihak membahas upaya bersama Indonesia-Selandia dan keunggulan masing-masing negara yang dapat dioptimalkan dan saling melengkapi untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.
“Kami membahas strategi yang dapat dilakukan untuk berkolaborasi meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia-Selandia Baru. Kami saling menunjukkan keunggulan negara masing-masing. Pasar Selandia Baru ternyata sungguh potensial dan unik. Mereka mengedepankan aspek keberlanjutan (sustainability),” jelasnya.
Turut mendampingi Wamendag Roro, ada Duta Besar Indonesia Wellington Fientje Maritje Suebu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi dan Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Deden Muhammad Fajar Shiddiq.
Dalam pertemuan tersebut, Wamendag juga menegaskan pentingnya kerja sama kedua negara dalam memperluas akses pasar produk Indonesia, khususnya produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), ke pasar Selandia Baru dan pasar global.
“Indonesia terus memperkuat komitmen dalam mempercepat transisi energi melalui pengembangan program energi terbarukan,” ungkapnya.
Dia berharap, sinergi ini dapat memperkuat perekonomian nasional dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui ketahanan pangan, serta energi bersih.
Wamendag Roro dan PM Christopher Luxon juga membahas strategi meraih capaian target perdagangan bilateral US$3,6 miliar pada tahun 2029.
Sejalan dengan hal itu, Wamendag menyambut baik Rencana Aksi Indonesia – New Zealand Comprehensive Partnership 2025 – 2029.
“Sangat penting bagi kedua negara untuk aktif mendorong pemanfaatan perjanjian perdagangan internasional yang ada secara efektif untuk merealisasikan sasaran tersebut. Perjanjian perdagangan yang melibatkan kedua negara saat ini meliputi ASEAN – Australia – New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” tuturnya.
PM Luxon sangat mengapresiasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDA) dan mendorong pemberdayaan UMKM melalui penguatan koperasi desa, serta menyampaikan program tersebut telah berhasil dilakukan di Selandia Baru dalam memajukan peternak sapi mereka.
Dia juga menyoroti pentingnya hubungan bilateral dengan mengedepankan hubungan antarmanusia (people-to-people relations).
Menurutnya, orang Indonesia dan Selandia Baru akan belajar nilai – nilai, tradisi dan perspektif satu sama lain saat mereka berinteraksi melalui pendidikan, pariwisata, pertukaran budaya atau kerja sama profesional.
“Ini mempermudah negosiasi bisnis, membangun kemitraan perdagangan yang lebih kuat dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi,” kata PM Luxon.
Dia menyampaikan dukungan penuh terhadap program energi terbarukan di Indonesia.
Secara rata-rata tahunan, sekitar 80% listrik Selandia Baru pada tahun 2024 berasal dari energi terbarukan dengan kontribusi listrik panas bumi mencapai rekor 24% daritotal pasokan nasional.
Selandia Baru menargetkan 90% listrik dari energi terbarukan pada tahun 2025 dan 100% pada tahun 2030, yang sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi emisi karbon.
PM Luxon menegaskan kesiapan negaranya untuk berbagi pengalaman dan teknologi dalam pengembangan energi bersih, serta menjajaki peluang investasi bersama di sektor energi hijau di Indonesia.
Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, dia juga menyampaikan kesiapan Selandia Baru untuk memperkuat kerja sama di bidang pertanian dan hortikultura, khususnya dalam penyediaan produk susu berkualitas. I
Kirim Komentar
Baca Juga:  Rapat Paripurna Peresmian Pengangkatan Pimpinan DPRD Dihadiri Penjabat Wali Kota Bekasi