Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan replanting tebu seluas 500.000 hektare dalam tiga tahun untuk meningkatkan produktivitas gula nasional dan mendukung kemandirian pangan di seluruh Indonesia.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, produksi tebu akan didongkrak melalui replanting nasional selama tiga tahun berturut – turut, dengan target peremajaan tanaman seluas 500.000 hektare di seluruh Indonesia.
“Kesiapan Kementerian Pertanian dalam mendukung petani dengan skema jaminan harga, pembiayaan tanpa agunan dan program bongkar ratun nasional,” ujarnya saat mendampingi Wakil Presiden )Wapres) Gibran Rakabuming Raka dalam acara bertema Rembuk Tani Bersama Wakil Presiden RI di lahan ketahanan pangan Lanud Adisucipto, Sleman, Yogyakarta, baru – baru ini.
Dia menjelaskan, pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap hasil panen tebu dengan harga minimal Rp14.500 per kilogram.
“Itu harga dasar yang tidak boleh turun. Ini instruksi Presiden dan Wapres. Kami juga ubah skema KUR agar petani bisa akses kredit tanpa akumulasi. Bahkan, nanti kredit bisa dipotong langsung dari hasil tebu di pabrik, tanpa agunan,” jelas Mentan.
Dia menegaskan, produksi tebu akan didongkrak melalui replanting nasional dengan memastikan seluruh ekosistem pendukung siap, mulai dari benih, pupuk, pompa, teknologi hingga regulasi pendukung yang mendukung keberhasilan program tersebut.
“Setelah itu, kami akan kawal langsung di lapangan. Yang tidak produktif, kami evaluasi, tapi yang serius, pasti kami dukung penuh,” ungkapnya.
Mentan menambahkan, Yogyakarta menjadi simbol sinergi antarwilayah dalam rantai pasok industri gula nasional.
Meski luas lahan terbatas, daerah ini tetap berperan penting sebagai wilayah pengolahan yang terhubung dengan sentra tebu di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mempercepat swasembada gula nasional.
Dalam acara tersebut Wapres Gibran dan Mentan kompak menyampaikan solusi konkret bagi petani tebu, sekaligus menetapkan target terkait Indonesia harus swasembada gula konsumsi pada tahun 2026 dan gula industri pada tahun 2028.
“Ini perintah langsung dari Presiden. Tahun depan, kita harus swasembada gula konsumsi. Tahun 2027, maksimal 2028, kita benar – benar harus mandiri. Semua masalah, air, pupuk, harga, kemitraan, harus segera diselesaikan. Dan saya apresiasi Pak Menteri yang gerak cepat dan turun langsung ke lapangan,” tutur Wapres.
Gibran juga menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dan akademisi dalam pengembangan teknologi pertanian, termasuk mekanisasi, serta pemanfaatan drone untuk budidaya tebu. I