Kemendag Dorong Kemitraan Ritel dengan UMKM

Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus mendorong sinergi ritel dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui pola kemitraan.

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, etalase – etalase di ritel modern berperan strategis untuk memperluas distribusi produk – produk UMKM, sekaligus menjadi pembuktian kualitas produk tersebut.

“Untuk memaksimalkan peluang ini, lanjutnya, produk UMKM harus memiliki daya saing,” katanya saat meluncurkan Hari Ritel Nasional 2025 di kantor Kemendag, Jakarta, baru – baru ini.

Hari Ritel Nasional 2025 yang diinisiasi Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengangkat tema Kebangkitan Ritel: Bertumbuh Bersama UMKM, Bergerak ke Pasar Global.

Peluncuran ini menjadi awal dari rangkaian program Hari Ritel Nasional (HRN) 2025 yang berlangsung pada Juli – November 2025.

“Bagian dari pola kemitraan adalah ketika produk UMKM bisa masuk ke ritel modern. Selain menjadi contoh, UMKM mampu berkontribusi, hal ini juga menunjukkan pola kemitraan dapat berjalan dengan baik,” jelas Mendag.

Dia menambahkan bahwa syaratnya satu, UMKM harus mempunyai daya saing, karena kalau produknya memang tidak bagus, maka tidak akan terjual.

Selain menjadi cara memperluas pemasaran produk UMKM, pola kemitraan ritel dengan UMKM juga dipandang sebagai langkah penting untuk mengamankan pasar dalam negeri.

Dia menuturkan bahwa jika konsumen Indonesia telah terbiasa memilih produk domestic produk lokal dapat menjadi raja di pasar negeri sendiri.

“Kalau produk UMKM menguasai pasar dalam negeri, dengan sendirinya kita bisa mencegah produk asing masuk ke dalam negeri. Produk kita yang berdaya saing itu lah yang bisa mencegah masuknya produk – produk impor ke dalam negeri,” ungkap Mendag.

Sejalan dengan semangat tersebut, Kemendag terus mendorong kurasi produk lokal, khususnya produk UMKM, agar memenuhi standar pasardomestik dan internasional.

Baca Juga:  Kemnaker dan Kementerian UMKM Tingkatkan Kompetensi 10.000 Usaha Mikro Kecil

Untuk memperluas pasar ekspor, Kemendag memiliki programpenjajakan bisnis (business matching) dengan 46 perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara.

Hingga kini, Kemendag telah memfasilitasi lebih dari 600 UMKM dan menghasilkan transaksi mencapai US$87 juta atau setara Rp1,3 triliun.

Pada peluncuran Hari Ritel Nasional 2025, Mendag melakukan panggilan video melalui zoom dengan cabang ritel di lima daerah Indonesia, yakni Bandung di Jawa Barat, Semarang di Jawa Tengah, Manado di Sulawesi Utara, Badung di Bali, dan Jayapura di Papua.

Ketua Pelaksana Hari Ritel Nasional 2025 Hans Harischandra Tanuraharjo mengatakan, kemitraan UMKM dengan peritel nasional berkontribusi dalam memperkuat sistem ritel Indonesia.

Menurutnya, kekuatan lokal dan UMKM adalah pondasi utama dalam ekosistem ritel Indonesia yang inklusif dan berdaya saing.

“Melalui Hari Ritel Nasional, kami berharap tercipta kolaborasi yang lebih erat, saling mendukung dan mempercepat proses transformasi digital serta inovasi di sektor ritel dan UMKM,” ujar Hans.

Senada, Ketua Umum Aprindo Solihin mengapresiasi kolaborasi dengan Kemendag.

Dia menyampaikan dukungan terhadap program Hari Ritel Nasional 2025 sebagai tonggak kebangkitan ritel nasional.

“UMKM bukan pelengkap pasar, melainkan jantung ekonomi Indonesia. Kemitraan UMKM dengan ritel modern menciptakan pasar lokal yang kuat, adil dan inklusif yang mendorong kemajuan perekonomian nasional,” tuturnya.

Pada Kuartal I/2025, perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif sebesar 4,87% dibandingkan dengan Kuartal I/2024.

Tren ini didorong kontribusi signifikan sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 13,22% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang kuatnya permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 54,53% terhadap PDB, menurut pengeluaran. I

 

 

 

 

Kirim Komentar