Laporan Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana pada 16 Agustus 2025

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah peristiwa bencana terjadi memasuki akhir pekan kedua pada Agustus 2025.

Berdasarkan laporan hingga Sabtu (16/8), pukul 07.00 WIB, bencana terjadi di beberapa wilayah, berikut adalah rangkumannya.

Dampak dari musim kemarau yang sudah masuk di sebagian wilayah di tanah air mulai dirasakan.

Salah satunya adalah kekeringan, di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (14/8).

Kekeringan tersebut melanda wilayah Desa Pagersari, Kecamatan Bergas. Akibatnya, sebanyak 205 Kepala Keluarga (KK) atau sejumlah 566 jiwa terdampak.

Para warga dilaporkan mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Menyusul peristiwa bencana kekeringan yang dipicu oleh musim kemarau ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang merespons hal tersebut dengan mendistribusikan air bersih di wilayah setempat, pada Jumat (15/8).

Sebanyak satu tangki atau setara dengan 5.000 liter dibagikan gratis kepada masyarakat terdampak kekeringan.

Kegiatan pendistribusian pun akan dilakukan secara rutin kepada masyarakat terdampak kekeringan oleh BPBD di wilayah – wilayah yang terpantau mengalami kemarau ekstrem hingga memicu kekeringan.

Di tengah musim kemarau yang sudah memasuki sejumlah wilayah, di wilayah lain di Indonesia justru masih dilanda bencana hidrometeorologi basah, salah satunya angin kencang yang terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara pada Kamis (14/8).

Peristiwa ini dilaporkan terjadi pada malam hari sekira pukul 23.30 WIB, dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dengan durasi cukup lama.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPBD setempat, peristiwa ini melanda enam desa di dua kecamatan, yakni Desa Pematang Kuala di Kecamatan Teluk Mengkudu, Desa Nagur, Mangga Dua, Pekan Tanjung Beringin, Bagan Kuala dan Tebing Tinggi di Kecamatan Tanjung Beringin.

Baca Juga:  Ini Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Tanah Air pada 17 Juli 2025

Sebanyak 28 KK terdampak dengan kerusakan pada beberapa bagian rumah, seperti atap dan dinding.

BPBD menerjunkan tim reaksi cepat guna melakukan kaji cepat, koordinasi, dan penanganan.

Seiring dengan meningkatnya intensitas anomali cuaca di berbagai wilayah, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Fenomena kekeringan yang terjadi di musim kemarau, disertai angin kencang hingga puting beliung setelah hujan deras, menjadi indikasi bahwa pola iklim yang sulit diprediksi.

Kondisi ini menuntut langkah antisipatif, antara lain dengan memperkuat pemantauan kondisi cuaca, menjaga ketersediaan air bersih dan memastikan infrastruktur publik maupun rumah tinggal tetap terawat dan aman dari potensi dampak cuaca ekstrem.

Selain itu, masyarakat diingatkan untuk lebih berhati-hati dengan mengamankan lingkungan sekitar, tidak berteduh di bawah pohon atau papan reklame saat hujan deras dan angin kencang, serta segera mencari tempat aman bila tanda – tanda cuaca ekstrem muncul.

Pemerintah daerah diharapkan terus mengintensifkan sosialisasi dan jalur komunikasi darurat agar informasi peringatan dini cepat tersampaikan kepada warga.

Dengan kolaborasi dan kesiapsiagaan bersama, risiko bencana akibat anomali cuaca dapat ditekan sekaligus melindungi keselamatan masyarakat. I

Kirim Komentar