Perekonomian Nasional Optimis Hadapi Downside Risks Ekonomi Global

Kondisi perekonomian global masih dilingkupi sejumlah risiko ketidakpastian dengan adanya ambiguitas kebijakan perdagangan dan tarif, peningkatan tensi geopolitik, volatilitas pasar keuangan, hingga pelemahan permintaan global.

Namun demikian, Indonesia tetap optimis mampu menjaga daya tahan perekonomian di tengah kondisi global saat ini, terlebih realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1-2025 relatif menguat dibandingkan sejumlah negara lain.

Selain itu, dalam menghadapi downside risks perekonomian global tersebut, Indonesia mengupayakan terobosan negosiasi perdagangan melalui perluasan cakupan layanan digital, investasi asing dan reformasi struktural dengan peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja, penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kompetisi dan inovasi, serta adopsi kemajuan teknologi.

Menurut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sejumlah leading indicator, indeks kepercayaan konsumen positif, kemudian juga penjualan riil juga positif.

“Realisasi investasi tadi juga Bapak Presiden menyampaikan ini sesuai dengan target di Rp924,9 triliun,” katanya saat Konferensi Pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan Tahun Anggaran (TA) 2026, baru – baru ini.

Selain itu, ekspor – impor neraca perdagangan juga positif, ekspor tumbuh double digit 11,29% dan impor 4,28%, neraca perdagangan di Juni 2025 sebesar US$4,1 miliar dan cadangan devisa relatif aman lebih dari enam bulan.

Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang optimal juga tercermin dari perbaikan pada indikator ketenagakerjaan dimana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 4,91% pada Februari 2024 menjadi 4,76% pada Februari 2025.

Kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan dari 1,26% pada Maret 2024 menjadi 0,85% di Maret 2025.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), strategi utama untuk penanggulan kemiskinan tersebut diarahkan melalui stabilitas ekonomi makro dan penciptaan kesempatan kerja.

Baca Juga:  Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11%

Pada tahun 2026, tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan RAPBN disusun selaras untuk menuju Indonesia Tangguh dan Sejahtera melalui kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi.

Strategi besar kebijakan Pemerintah yang telah disiapkan untuk mendukung pencapaian ekonomi di tahun 2026 di antaranya ketahanan pangan, ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis (MBG), program pendidikan, program kesehatan, program pembangunan desa, koperasi, dan UMKM, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi dan perdagangan global.

“Beberapa hal yang diarahkan Bapak Presiden terkait dengan aspek kita dan ini kita dorong beberapa hal yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja, pembangunan SDM, pendidikan, kesehatan, kemudian hilirisasi, industrialisasi,” jelas Menko Airlangga.

Selain itu, pemerintah juga tetap berkomitmen melanjutkan serangkaian langkah strategis melalui berbagai sumber ekonomi baru untuk mendorong daya saing ekonomi, seperti diversifikasi pasar ekspor dan mitra dagang dengan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan memperluas akses ke pasar nontradisional, seperti Afrika dan Timur Tengah.

Selain itu, dia menambahkan, memperkuat kerja sama multilateral, transformasi digital dan ekonomi kreatif, penguatan hilirisasi industri dan semikonduktor, serta transisi energi.

Ke depan, pemerintah tetap optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2025 dan tahun 2026 akan dapat dicapai dengan mempertimbangkan peningkatan signifikan investasi, impor barang modal dan belanja modal pemerintah pada Semester I/2025 yang akan berdampak positif terhadap produksi selanjutnya.

Ada juga stimulus ekonomi pada Semester I/2025 yang terbukti mampu menjaga resiliensi ekonomi dan akan dilanjutkan pada Semester II/2025, deregulasi serta reformasi perdagangan dan investasi yang akan meningkatkan kepercayaan investor, serta perbaikan daya saing untuk pemanfaatan kerja sama perdagangan dan investasi.

“Harapan berikut tentu APBN bisa dieksekusi lebih awal dibandingkan tahun 2025, sehingga akselerasi ekonomi bisa lebih besar dan Pak Presiden tadi berharap Danantara di Semester II dan di tahun depan akan lebih berakselerasi,” ungkap Menko Airlangga.

Baca Juga:  Menperin Ungkap Program Prioritas Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Turut hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pangan, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Kepala Badan Gizi Nasional, serta sejumlah perwakilan pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga. I

Kirim Komentar