Pemprov Jateng Terima Penghargaan Implementasi Industri Hijau Terbaik

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), menerima penghargaan dari Kementerian Perindustrian, Terbaik III kategori Pemerintah Daerah dengan Implementasi Industri Hijau.

Penghargaan itu diterima Wakil Gubernur (Wagub) Jateng Taj Yasin, dalam acara Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) di Plenary Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat, baru – baru ini.

Taj Yasin mengatakan, penghargaan itu menjadi modal kepercayaan dalam menggaet investor, baik dari dalam dan luar negeri ke provinsi ini, bahkan Pemprov jateng bersama industri di wilayah ini berkomitmen agar bersama – sama membangun provinsi yang ramah terhadap lingkungan.

“Kami juga memberikan contoh di sebagian kantor pemerintahan kami sudah pakai contoh panel surya. Untuk apa? mengajak investor yang menanamkan modal di Jawa Tengah ini, benar-benar memperhatikan industri hijau,” jelasnya.

Wagub Jateng menambahkan, saat ini Jateng pihaknya sedang gencar menggait investasi, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seiring dengan itu, sejumlah kawasan industri juga telah disiapkan, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, KEK Kendal, Kawasan Industri Wijaya Kusuma Semarang dan lainnya.

“Jateng juga menjalin kerja sama sister province dengan Malaka, Malaysia dan Fujian, Tiongkok. Kita mengajak mereka untuk berinvestasi di Jawa Tengah,” tegasnya.

Pemprov Jateng juga ingin menggarap potensi pertanian, perkebunan dan perikanan, di wilayah pantai selatan (Pansela) menjadi agroindustri.

Sementara itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sektor industri telah menjadi penopang utama perekonomian nasional. Bahkan, sektor manufaktur berkontribusi strategis pada kinerja Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Akan tetapi, lanjutnya, industri manufaktur juga menghadapi tantangan yang cukup berat, terkait dengan geopolitik dengan geoekonomi.

Baca Juga:  PENYERAHAN HADIAH TERBAIK KETIGA ANUGERAH PARITRANA AWARD 2020

“Salah satunya termasuk tuntutan global, tuntutan dari pasar untuk yang menuntut setiap produk dihasilkan, dari upaya menurunkan emisi gas rumah kaca,” tutur Agus.

Oleh karena itu, dia menambahkan, transformasi menuju industri hijau itu tidak boleh dianggap sebagai biaya pengeluaran (cost), melainkan menjadi sebuah investasi.

Maka dari itu, Menpeirn Agus menegaskan bahwa pemerintah harus hadir untuk mewujudkan upaya tersebut.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak semua pihak, untuk bersama-sama meninggalkan pandangan yang selalu membentur – benturkan antara kepentingan pertumbuhan ekonomi dan menjaga lingkungan hidup yang sehat.

Menurutnya, transformasi menuju industri hijau adalah perjalanan panjang, yang membutuhkan visi, inovasi dan kolaborasi.

Pelaku industri perlu melihat agenda dekarbonisasi, mulai dari efisiensi energi, memanfaatkan energi terbarukan, inovasi teknologi dan penerapan prinsip ekonomi sirkular.

“Ini bukan hanya sebagai beban, akan tetapi harus dilihat sebagai peluang emas untuk meningkatkan daya saing pasar global, mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan, yang merupakan tanggung jawab kita,” jelasnya.

Menperin Agus menyatakan, peran pemerintah daerah juga penting dalam melakukan manajemen pengelolaan limbah/sampah (waste management), termasuk yang terpenting yakni pengumpulan limbah/sampah (waste collection).

“Kita ingin mewariskan kepada generasi penerus sebuah masa depan yang sehat, dimulai dari lingkungan,” katanya. I

Kirim Komentar