Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo resmi beralih status menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari.
Peresmian perubahan status ini dilakukan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, sekaligus meresmikan Gedung Pusat Sumber Belajar, baru – baru ini.
Gedung baru tersebut akan difungsikan sebagai pusat pendidikan sekaligus kantor layanan, mempertegas peran UIN Ponorogo sebagai pusat keilmuan dan pengabdian masyarakat.
Menag berharap dengan status universitas, UIN Ponorogo semakin produktif melahirkan generasi muda yang berakhlak, berilmu dan berdaya saing global.
“Saya bangga dengan kampus – kampus yang bersih, asri, disiplin, dengan mahasiswa produktif dan sopan, serta dosen – dosen kreatif. InsyaAllah UIN Ponorogo bisa menjadi kampus yang membanggakan,” katanya.
Lebih lanjut, Menag mengingatkan bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memiliki peran lebih luas dibandingkan kampus umum.
“Kampus UIN harus berbeda. Bukan hanya lembaga akademik, tetapi juga institusi dakwah,” tegasnya.
“PTKIN tidak cukup hanya melahirkan ilmuwan, tapi juga intelektual dan cendekiawan. Ilmuwan itu tahu, intelektual mengamalkan, serta cendekiawan menghadirkan resonansi kebermanfaatan bagi masyarakat,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Menag juga menyoroti suasana kampus yang hijau dan asri sebagai salah satu keunggulan UIN Ponorogo.
“Kampus ini indah, hijau dan sejuk. Banyak pepohonan dan hewan di sekitarnya. Suasana seperti ini akan membuat mahasiswa betah belajar,” ujarnya.
Menag menekankan bahwa keasrian kampus harus sejalan dengan kualitas akademik dan karakter mahasiswa.
“Prasarananya sudah bagus, tinggal bagaimana kita merawatnya. Yang lebih penting adalah manusianya. Produk yang lahir dari UIN Ponorogo harus hebat dan terkenal, menjadi kebanggaan Ponorogo bahkan Indonesia,” tuturnya.
Peresmian ini turut dihadiri Rektor UIN Ponorogo, Bupati Ponorogo, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag Ponorogo, dan para rektor PTKIN dari berbagai daerah. I