Kemendag Dorong Ekspor Produk Hilirisasi Kakao Indonesia

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku usaha komoditas kakao untuk meningkatkan hilirisasi produknya agar makin bernilai tambah.

Hal tersebut ditekankan setelah meninjau pabrik Cau Chocolatesdi Kabupaten Tabanan, Bali.

Dia meyakini bahwa hilirisasi bisa menjadi jalan meningkatkan minat pasar global terhadap produk kakao Indonesia.

Selain merupakan amanat Presiden Prabowo, upaya hilirisasi produk kakao juga dapat mempertahankan nilai jual yang ideal bagi produk kakao Indonesia, yang akhirnya berdampak positif pada kesejahteraan petani kakao.

“Indonesia sudah mengekspor kakao dalam bentuk yang berbeda – beda, ada yang diekspor dalam bentuk biji dan ada yang sudah melalui proses hilirisasi. Yang kita lihat di sini, kakao telah mengalami pemrosesan menjadi cokelat yang kemudian dikemas dengan bagus, sehingga berdaya saing,” jelasnya.

Menurut Wamendag, pPerlu digarisbawahi bahwa sebetulnya hiliriasi tidak harus di industri skala besar, tapi juga bisa di lingkup Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). “Inilah yang pemerintah akan dorong dan fasilitasi.”

Dia menuturkan, Cau Chocolatesbisa menjadi tolok ukur bagi pelaku usaha untuk berbisnis di sektor kakao yang melakukan hilirisasi dan berani mengedepankan inovasi.

Wamendag Roro mengapresiasi kualitas produk Cau Chocolates yang organik, ramah lingkungan dan mengusung nilai keberlanjutan.

“Kami melihat pertumbuhan ekspor cokelat sedang naik dan sebenarnya pasarnya di dunia ini cukup luas, seperti Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Untuk itu, kunjungan kami ke sini bukan saja hanya melihat fasilitas dan pemberdayaan petaninya,” jelasnya.

Lebih jauh, Kemenenterian Perdagangan (Kemendag) juga melihat bagaimana dapat mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspornya dan memanfaatkan sejumlah perjanjian dagang yang sudah dimiliki.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kakao, kakao olahan dan makanan olahan berbahan dasar kakao Indonesia mencatatkan tren positif 16,20$ pada 2021 – 2024.

Baca Juga:  KEMENTERIAN PUPR UBAH KAWASAN KUMUH MAKASSAR TIMUR KOTA TERNATE

Adapun pada Januari – September 2025, ekspornya tercatat sebesar US$2,8 miliar atau melonjak 68,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang senilai US$1,6 miliar.

Adapun CEO Cau Chocolate Kadek Surya mengungkapkan, selain fokus menghasilkan produk cokelat organik berkualitas, Cau Chocolate juga memiliki visi menerapkan perdagangan adil (fair trade).

Selain itu, Cau Chocolate turut memajukan kesejahteraan petani dengan cara terkontribusi pada pengendalian harga cokelat Indonesia agar stabil di posisi ideal, adil bagi petani dan produsen.

Menurut Surya, banyak petani yang sudah meninggalkan pertanian, karena tidak mendapatkan harga yang selayaknya.

Untuk menggerakkan petani, Cau Chocolatesber strategi dengan berani membeli biji cokelat dengan harga yang lebih mahal meskipun harus menekan margin keuntungan.

Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu petani harus terdaftar sebagai salah satu anggota dari 12 gapoktan yang dibuat Cau Chocolates dan memiliki kebun organik yang memenuhi aspek ketertelusuran (traceability).

“Dengan cara ini, kami bisa berkontribusi pada kesejahteraan petani, memastikan kualitas produk, sekaligus mempersiapkan produk kami memiliki pasar tujuan ekspor, khususnya ke Eropa,” ungkapnya.

Cau Chocolatesber berupaya menghadirkan produk yang berbeda dengan konsep organik dan ramah lingkungan sebagai nilai jual. Jadi tantangannya saat ini, lanjutnya, adalah mencari lebih banyak pasar yang akan menerima produk Indonesia.

“Untuk itu, kami berharap Kemendag dan dinas di daerah dapat memfasilitasi agar ekosistem kakao ini dapat berjalan dengan baik,” tutur Surya.

Terkait hal tersebut, Wamendag Roro menyampaikan bahwa Kemendag memiliki beberapa program yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha, khususnya untuk melebarkan pasar ke tingkat internasional.

Dia mendorong untuk memanfaatkan perjanjian dagang dengan beberapa wilayah/negara, seperti Indonesia – Peru CEPA, Indonesia – Canada CEPA dan Indonesia – Uni Eropa CEPA mendatang.

Baca Juga:  Kemenperin Perkuat Kemandirian Bahan Baku Susu dan Kakao Bagi Industri

“Pasar – pasar ini menjanjikan, khususnya Eropa, karena permintaanya terus tumbuh. Pasarnya sangat menekankan aspek keberlanjutan, mereka suka produk yang orientasinya ramah lingkungan, baik untuk kesehatan dan produk organic,” ujarnya.

Namun, selepas itu juga jangan dilupakan pasar – pasar yang dekat dengan Indonesia, seperti ASEAN.

“Kami akan coba sambungkan dengan beberapa perwakilan perdagangan kita di 33 negara yang siap membantu,” tegas Wamendag Roro.

Dia berharap, setelah terkoneksi dengan beberapa perwakilan perdagangan, Cau Chocolates dan para pelaku usaha lainnya dapat berpartisipasi dalam ajang – ajang pameran internasional untuk menggaet lebih banyak buyer.

Pelaku usaha juga didorong menggunakan fasilitas Inaexport agar berpotensi mendapatkan mitra dan berpartisipasi dalam business matching.

Pada kunjungan kerja tersebut, turut hadir mendampingi Wamendag Roro, yaitu Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Bayu Wicaksono dan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan Sugih Rahmansyah,  serta perwakilan dinas Provinsi Bali. I

 

 

Kirim Komentar