Menteri Koperasi Ferry Juliantono menilai pentingnya peran koperasi pondok pesantren (kopontren) untuk bermitra dengan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Dia mengatakan, kopontren memiliki peran strategis sebagai mitra Kopdes/Kel Merah Putih, baik dalam pengembangan usaha bersama, penguatan jejaring distribusi, maupun dukungan pembiayaan yang sehat.
“Kopontren hadir sebagai motor penggerak tata kelola dan manajemen koperasi, sebagai contoh bahwa koperasi dapat dikelola secara rapi, disiplin, serta berkelanjutan,” ujarnya dari keterangan pers dalam kegiatan Bimbingan Teknis di Semarang, Jawa Tengah.
Dia menekankan pentingnya pengembangan kopontren berbasis produksi, yang hasilnya dapat didistribusikan melalui Kopdes/Kel Merah Putih.
Dengan kemitraan erat, lanjutnya, kedua lembaga koperasi tersebut diyakini dapat tumbuh bersama dan memperkuat ekonomi desa.
Ferry juga mendorong Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi untuk aktif melakukan pendampingan, inkubasi hingga pembiayaan agar produk kopontren dapat dipasarkan secara luas.
Menurutnya, Kemenkop saat ini mulai mengoptimalkan peran kopontren melalui program pemagangan bagi pengurus, pengawas dan pengelola Kopdes/Kel Merah Putih.
“Banyak sekali kopontren yang kita minta sebagai kakak asuh bagi kopdes, bahkan ada yang menjadi tempat magang bagi pengurus atau pengelola kopdes,” kata Ferry.
Ferry juga menegaskan dukungan Presiden Prabowo Subianto terhadap pengembangan koperasi di Indonesia.
“Presiden berkali – kali menekankan pasal 33 UUD 1945 tentang asas kekeluargaan, salah satunya melalui koperasi. Tahun depan kita akan punya ekosistem baru dengan beroperasinya 80.000 Kopdes Merah Putih,” tuturnya.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko menekankan pentingnya kopontren sebagai wadah pengembangan wirausaha sekaligus sarana pembinaan santri untuk berwirausaha.
Dia berharap dukungan pemerintah pusat terus berlanjut agar lahir kopontren besar di Jawa Tengah yang mampu mengelola ekonomi pesantren secara modern, profesional, berdaya saing dan menjadi contoh nasional. I



