Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan selesainya pembangunan Bendungan Kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Agustus 2022 dan siap beroperasi.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan, kedua bendungan yang merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Metropolitan Jakarta.
“Manfaatkan tanah yang masih ada di sekitar bendungan untuk konservasi dengan ditanami pohon buah, seperti alpukat, manggis, aren, juga pohon bambu. Menanamnya dilakukan dengan benar, ada tujuannya misal bambu sebagai pagar pembatas tanah,” jelasnya saat meninjau progres pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi, Rabu (20/4/2022).
Menteri Basuki menekankan pentingnya penghijauan pada dua bendungan kering yang juga dikembangkan sebagai Ecotourism Park atau Taman Ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi pada bendungan.
Pembangunan bendungan nantinya tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (master plan) pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta, tapi juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.
Konsep Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu, seperti konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono menyatakan, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi ditargetkan selesai pada Agustus 2022.
“Untuk Bendungan Ciawi saat ini progres fisiknya sekitar 83% dan Bendungan Sukamahi 85%. Saat ini keduanya sedang dalam tahap konstruksi di tubuh bendungan. Untuk di Bendungan Ciawi juga sedang penyelesaian spillway atau saluran pelimpah,” katanya.
Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3/detik.
Kontrak pembangunannya senilai Rp798,70 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna (KSO).
Bendungan Sukamahi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3/detik.
Pembangunan Bendungan Sukamahi sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017.
Kontrak pembangunannya senilai Rp 464,93 miliar dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya-Basuki KSO. I