Gerakan Ekonomi dan Budaya Minangkabau (Gebu Minang) jangan terjebak pada primordialisme eksklusif, karena organisasi ini untuk pelestarian budaya dan memperkuat ekonomi masyarakat Minang, serta perekonomian nasional.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyatakan, Gebu Minang adalah motor ekonomi dan motor untuk membangun jaringan, sehingga menjadi diaspora internasional.
“Saya mengajak pengurus Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minang terus membantu ekonomi bangsa. Sebab, Gebu Minang merupakan salah satu motor penggerak perantau nasional,” katanya saat Pengukuhan Pengurus Gebu Minang Periode 2022-2027 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta pada Minggu (18/9/2022).
Mendagri juga menyampaikan kekagumannya dengan ekonomi masyarakat Minang, karena masyarakat Minang jago dagang. “Contohnya rumah makan Padang ada di mana-mana, sampai NTT, bahkan Papua.
Untuk itu, Tito Karnavian yang juga mendapat gelar Dato Pagar Alam ini mengajak Gebu Minang untuk terus mengembangkan bisnis dan tidak hanya di seluruh Indonesia, tapi juga ke luar negeri.
“Harus membangun jaringan di luar negeri,karena banyak yang bisa dikerjakan oleh diaspora di luar negeri,” jelas Mendagri.
Sementara itu, Ketua Umum Gebu Minang Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan, dirinya ingin hidup masyarakat Minang selalu makmur, bukan hanya masyarakat Minang, tapi dia juga ingin masyarakat Indonesia makmur, melalui Gebu Minang.
“Pesan saya yang terpenting adalah, membangun Indonesia lebih baik lagi. Kita harus terus bersatu, jangan ada perbedaan, merasa lebih pintar, kita harus kuat, dan wajib mencintai bangsa Indonesia,” tuturnya.
Menurut OSO, selama menjadi Ketua Umum Gebu Minang periode pertama, pihaknya fokus membangun mekanisme organisasi di seluruh provinsi di Indonesia.
Selama periode pertama, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2014-2019 ini menjelaskan, kantor Gebu Minang telah bertambah dan tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia.
“Bahwa selama kepengurusan saya, kantor kepengurusan Gebu Minang hanya satu dan berpusat di Jakarta. Namun, di waktu saya itu tersebar di 22 provinsi,” jelas OSO.
Wakil Ketua MPR periode 2014-2019 ini juga mengungkapkan, banyak masyarakat rantau asal Sumatra Barat khususnya, merasakan kehadiran Gebu Minang selama kepemimpinannya.
“Mereka semua, daerah-daerah itu merasakan pentingnya Gebu Minang untuk dikembangkan. Dari pendiri pendahulu, dari tahun 89 sampai sekarang berkembang pesat,” ungkapnya.
Pada periode kedua ini, OSO menyatakan bahwa DPP bersama DPD Gebu Minang akan bekerja ekstra keras untuk menggali informasi agar dapat mengembangkan potensi di daerah.
“Saya yakin belum terasa sama sekali, karena selama periode pertama baru membangun struktur mekanisme di daerah selama saya memimpin, baru dua tahun belakangan ini. Kami sudah menggali informasi agar ke depan dapat mengembangkan daerah, paling utama membangun program guna membangun SDM para perantau,” tuturnya. I