Mahasiswa Harus Miliki Empat Learning and Innovation Skills

Para mahasiswa agar memiliki empat learning and innovation skills dalam memasuki era Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA) yang saat ini dialami oleh masyarakat tidak hanya di Indonesia tapi secara global.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) untuk memiliki hal tersebut.

“Menghadapi era VUCA yang penuh persaingan ketat ditambah era digital yang berkembang semakin pesat, membuat mahasiswa sebagai generasi muda harus pandai mengasah keterampilan dan kemampuan baru,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Studium Generale “Menakar Indonesia ke Depan Seri ke-6” di Universitas Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/12/2022).

Menurut Sandiaga, saat ini memasuki era VUCA dan harus dipastikan bahwa anak-anak muda harus memiliki kemampuan mengatasi kebergejolakan, ketidakpastian, kompleksitas dan ketidakjelasan.

“Khususnya dengan perkembangan teknologi yang mengharuskan kita memiliki beberapa keterampilan yang disebut sebagai learning and innovation skills yang meliputi critical thinking skills, creative thinking skills, communication skills, collaboration skills,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan critical thinking skills melibatkan penguasaan keterampilan yang memungkinkan generasi muda untuk mendefinisikan, memahami dan memecahkan masalah dengan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda.

Creative thinking skills , adalah saat generasi muda perlu mengasah inovasi dan kreativitas, sehingga mampu melahirkan ide atau gagasan baru. Terutama ketika melihat masalah atau mengalami kegagalan menjadi peluang untuk meraih kesuksesan.

Sementara itu, communication skills ini penting dimiliki oleh generasi muda agar mereka mampu melakukan public speaking dengan baik hingga strategi bernegosiasi dan skill ini tidak sebatas pada sektor parekraf saja tapi seluruh sektor.

Ketiga kemampuan tersebut tidak lengkap tanpa adanya collaboration skills. Pandemi membuat semua sadar bahwa kolaborasi dengan unsur pentahelix sangat dibutuhkan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita pembangunan Indonesia Emas.

Baca Juga:  APKASI BERI WADAH STRATEGIS BAGI PEMDA DAN PERUSAHAAN PBJ DALAM SISTEM ONE STOP INFORMATION AND PROMOTION

“Dengan menanamkan ke-empat learning and innovation skill, generasi muda di Ubaya dapat berkontribusi sebagai agent of change kita dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tutur Sandiaga.

Menparekraf juga mendorong mahasiswa Ubaya untuk melakukan berbagai kegiatan di desa wisata dan mengangkat potensi desa wisata.

Kemenparekraf juga memiliki sejumlah program yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti program Widuri (Wirausaha Digital Mandiri) dan KaTa Kreatif. “Ini adalah program yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu.” I

 

 

Kirim Komentar