Potensi gempa Megathrust menjadi pembicaraan masyarakat pascagempa bumi Magnitudo (M) 5,5 yang mengguncang Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (26/8/2024) malam.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa gempa tersebut berkaitan dengan Megathrust.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antarlempang (Megathrust),” ujarnya dalam keterangannya.
Sebelumnya, BMKG telah menyoroti dua wilayah yang berpotensi terjadi gempa Megathrust, yakni Selat Sunda dan Mentawai – Siberut.
Zona Megathrust segmen Selat Sunda sebagian terbentang di Selatan Jawa – Bali, sedangkan zona Megathrust Mentawai – Siberut di Barat Sumatra.
Daryono menjelaskan, gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai – Siberut tinggal menunggu waktu.
Pasalnya, keberadaan zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai – Siberut dinilai sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Seismic gap tersebut harus diwaspadai, karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu – waktu.
Selain itu, data BMKG menunjukkan Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai – Siberut sudah lama tidak terjadi gempa besar.
Meskipun BMKG bisa memprediksi potensi magnitudonya, tetapi mereka tidak bisa memperkirakan kapan gempa megathrust tersebut akan terjadi.
Kondisi itulah kemudian yang menjadi kekhawatiran akan gempa Megathrust di masa mendatang.
Tidak hanya dua zona Megathrust tersebut, BMKG menyebut total ada 16 zona Megathrust yang mengepung Indonesia.
Dari 16 zona Megathrust tersebut, setidaknya ada empat zona Megathrust yang mengepung Pulau Jawa, salah satunya adalah megathrust Selat Sunda.
Berikut empat zona megathrust yang berada di sekitar Pulau Jawa dan potensi gempa bumi yang dihasilkannya:
- Megathrust Bali.
Potensi magnitudo maksimum: M 9,0.
Sejarah gempa yang terjadi: belum ada catatan.
- Megathrust Jawa Tengah – Jawa Timur.
Potensi magnitudo maksimum: 8,9 M.
Sejarah gempa yang terjadi: M 7,2 pada 1916 dan M7,8 pada tahun1994.
- Megathrust Selat Sunda – Banten.
Potensi magnitudo maksimum: M 8,8.
Sejarah gempa yang terjadi: M 8,5 pada tahun 1699 dan tahun 1780.
- Megathrust Jawa Barat.
Potensi magnitudo maksimum: M 8,8.
Sejarah gempa yang terjadi: M 8,1 pada tahun 1903 dan M 7,8 pada tahun 2006.
Selain empat zona megathrust di Pulau Jawa, ada 14 zona Megathrust lain yang tersebar di Indonesia. Berikut daftarnya:
Megathrust Aceh – Andaman (M 9,2).
Megathrust Nias – Simelue (M 8,9).
Megathrust Batu (M 8,2).
Megathrust Mentawai – Siberut (M 8,7).
Megathrust Mentawai – Pagai (M 8,9).
Megathrust Enggano (M 8,8).
Megathrust NTB (M 8,9).
Megathrust NTT (M 8,7).
Megathrust Laut Banda Selatan (M 7,4).
Megathrust Laut Banda Utara (M 7,9).
Megathrust Utara Sulawesi (M 8,5).
Megathrust Lempeng Laut Filipina (M 8,2).
Sementara itu, Megathrust Selat Sunda dan Mentawai – Siberut paling diwaspadai, karena dua zona tersebut belum rilis atau terjadi gempa besar.
Sesudah gempa Aceh tahun 2004, Nias tahun 2005, kemudian gempa Padang tahun 2009 dan gempa tahun 2010 di bagian bawah dari Mentawai.
Gempa besar di zona Megathrust Selat Sunda pernah terjadi pada tahun 1699 dan tahun 1780 dengan Magnitudo 8,6. I