Ada Tiga Daerah Siaga I Kekeringan

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, berdasarkan jumlah Zona Musim (ZOM), sebanyak 60% wilayah Indonesia kini memasuki musim kemarau.

Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, Riau, sebagian Bengkulu, Jambi, sebagian Sumatra Selatan, Lampung, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian Kalimantan Tengah.

Selain itu, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku, dan sebagian Papua Selatan.

Dalam unggahan di akun Instagram resmi milik BMKG terdata bahwa pada Dasarian II Agustus tahun 2024 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah-menengah (0-150 mm/dasarian).

Sementara itu, dalam unggahan berikutnya, BMKG mengungkapkan, saat ini ada sejumlah wilayah di Indonesia yang tak mengalami hujan selama berturut-turut, bahkan sampai lebih 100 hari.

“Hingga awal Agustus 2024, Hari Tanpa Hujan (HTH) terlama terjadi di Mapoli, Nusa Tenggara Timur, yakni sebanyak 113 hari (kategori Panjang Ekstrem),” tulis BMKG.

Sementara itu, dari pantauan citra satelit terdapat sejumlah titik panas adalah di NTT, Kalimantan Barat, NTB, dan Kalimantan Selatan.

BMKG pun memperingatkan sejumlah wilayah dalam kategori awas berpotensi mengalami bencana kekeringan meteorologis.

“Saat ini, separuh wilayah Indonesia sudah mengalami musim kemarau. Pada Dasarian II Agustus 2024, beberapa wilayah dari Jawa Timur, NTB dan NTT diperkirakan berpotensi mengalami kekeringan secara meteorologis dengan kategori Awas,” tulis BMKG.

Kepada masyarakat, khususnya yang berada di wilayah dengan potensi kekeringan dan kebakaran lahan tinggi untuk mengantisipasi dampak risiko.

Untuk itu, BMKG mengimbau agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar, tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak meninggalkan sumber api di dalam rumah, mengecek instalasi listrik agar tidak terjadi korsleting, dan jika perlu selalu menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) jika terjadi kebakaran.

Baca Juga:  Pengaturan Kemenhub untuk Mobilitas di Pelabuhan Penyeberangan pada Libur Lebaran

BMKG memprediksi, daerah dengan indeks kesesuaian iklim untuk kejadian titik panas kebakaran hutan dengan risiko tinggi di antaranya berpotensi di Alor, Banggai, Batu, Bone, Malang, Manggarai Barat, Maros, Semarang, Sikka, Sleman, Sukabumi, Sumedang, Tulang Bawang, Mesuji, hingga Wonogiri. I

 

Kirim Komentar