Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef bertemu Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang.
Pertemuan berlangsung di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Jakarta Selatan.
Menuturnya, pertemuan itu salah satunya membahas meningkatnya ketidakpastian global imbas berbagai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Menperin Agus, Indonesia dan Arab Saudi sepakat mempererat kerja sama demi menghadapi ketidakpastian tersebut.
“Saya yakin juga semua negara di dunia termasuk Saudi Arabia, menganggap bahwa global uncertainty ini harus menjadi perhatian kita semua, termasuk bagaimana kita bisa mencermati dan mencari policy yang tepat di dalam memitigasi apa saja kebijakan-kebijakan yang mungkin akan dikeluarkan oleh Amerika, dalam hal ini adalah Trump,” katanya.
Oleh karena itu, dia menambahkan, untuk menghadapi global uncertainty ini kami sepakat bahwa salah satu cara untuk memitigasinya adalah penguatan kerja sama antara kedua negara.
Menperin Agus menjelaskan, hubungan dagang kedua negara berpotensi untuk terus ditingkatkan jika melihat ruang yang tersedia.
Pada tahun 2024 perdagangan kedua negara tercatat US$3,3 miliar atau Rp 55,44 triliun (kurs Rp16.800).
“Kedua negara sampai hari ini, kalau kita bicara numbers, angka trading masih sangat rendah. Pada tahun lalu, 2024 tercatat US$3,3 billion, yang menurut pandangan saya sangat – sangat rendah,” ungkapnya.
Melihat kekuatan ekonomi dari kedua negara, lanjutnya, Indonesia sama – sama anggota G20 dan juga investasinya dari Arab Saudi ke Indonesia juga relatif sangat rendah. “Jadi room to grow masih luas sekali.”
Dia menambahkan, Arab Saudi tertarik dengan industrialisasi yang dijalankan Indonesia, mengingat negara di Timur Tengah itu baru memulai program tersebut.
Sementara itu, Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun mengembangkan industri dalam negeri.
“Itu bisa dijadikan model bagaimana Indonesia dalam pengalaman berpuluh-puluh tahun ini membangun industri manufakturnya. Ini yang tadi juga dibicarakan oleh pihak Saudi,” tutur Menperin Agus.
Indonesia juga membuka potensi kerja sama di sektor petrokimia dengan Arab Saudi.
Menurut Menperin Agus, Indonesia membutuhkan hilirisasi sektor petrokimia untuk mendukung industri turunanya.
“Petrochemical itu merupakan mother of all industry sekarang di luar logam, dan Arab Saudi mempunyai kekuatan untuk bekerja sama dengan kita, tapi juga Arab Saudi bisa bekerja sama dengan kita bagaimana untuk bisa menjadi pemain dunia dalam konteks pengembangan mineral, hilirisasi dari mineral, tentu Indonesia cukup advanced,” tuturnya. I