Asia dan Arab Saudi Jadi Negara Tujuan Utama Ekspor UMKM

Tujuan utama ekspor produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia masih mendominasi wilayah Asia dan Arab Saudi.

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, negara Malaysia, Hong Kong, Taiwan dan Arab Saudi menjadi tujuan utama lantaran pada negara tersebut memiliki banyak Warga Negara Indonesia (WNI).

“Karena produk UMKM tadi kan banyak makanan dan minuman, jadi kebanyakan itu negara – negara yang kita mempunyai banyak WNI seperti Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Arab Saudi juga banyak,” katanya saat membuka Kick Off Astra Export Champion: UMKM BISA Ekspor di Jakarta, Senin (19/5/2025).

Mendag menuturkan, target pertumbuhan ekspor nasional 7,1% pada tahun ini bisa tercapai dengan kolaborasi bersama institusi swasta, komunitas pembina UMKM, pemerintah daerah (pemda) dan juga pemerintah pusat.

Dengan kerja sama berbagai pihak, lanjutnya, pengembangan kualitas produk UMKM dapat terus ditingkatkan sehingga mampu bersaing di pasar global.

“Kita punya program yang bangga beli dan pakai buatan Indonesia, tapi syaratnya, produk dalam negeri harus mempunyai daya saing, harus bagus. Kalau kita punya daya saing, berarti kita juga bisa bersaing dengan produk-produk impor,” jelasnya.

Mendag menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk mengajak UMKM terlibat dalam penjajakan bisnis (business matching) yang rutin diadakan tiap bulan.

Transaksi ekspor dari program ini pada Januari – April 2025 mencapai US$57,61 juta.

Menurut Mendag Budi, capaian tersebut didapatkan secara daring tanpa bertemu langsung calon pembeli dari luar negeri.

“Jadi sampai dengan April itu sudah ada 246 business matching, yang terdiri dari 165 pitching dan 81 pertemuan dengan buyer atau business matching dan semua online. Semua onlinebayangin dengan nilai sebesar itu hanya online, belum pernah ketemu,” jelasnya.

Baca Juga:  Belanja Produk UMKM di Tahun 2023 Capai Rp44 Triliun

Kemendag mencatat penjajakan bisnis (business matching) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berhasil meraup transaksi sebesar Rp722,76 miliar atau setara US$43,74 juta sepanjang April 2025.

Capaian April 2025 merupakan hasil dari 27 kegiatan business matching, mencakup 20 sesi presentasi bisnis (pitching) dan tujuh pertemuan langsung dengan calon pembeli mancanegara.

Sebanyak 73 UMKM ambil bagian dengan menampilkan produk unggulan, seperti fesyen, kerajinan tangan, dekorasi rumah, kelapa parut kering, gula aren, produk olahan laut, buah segar, pakan ternak, dan aneka makanan, serta minuman olahan.

Puntodewi menegaskan, dari total transaksi tersebut, sebesar US$32,20 juta sudah dalam bentuk pesanan (purchase order/PO), sedangkan US$11,54 juta merupakan potensi transaksi.

Secara kumulatif, sampai dengan awal Mei 2025, Kemendag telah menggelar 246 business matching dengan total transaksi mencapai US$57,61 juta.

Dari jumlah tersebut, sebesar US$36,11 juta berbentuk PO dan US$21,49 juta berupa potensi transaksi. I

Kirim Komentar