Sebagai salah satu pejabat Eselon II di Kementerian Perhubungan, sosok Asri di dunia penerbangan sebenarnya sudah tidak asing lagi. Dia adalah salah satu pejabat yang merintis karier dari bawah.
Dia memulai karir sebagai Kasubag Program dan Pelaporan pada tahun 2005 dan kemudian menjadi Kepala Bagian Administrasi Akademik Ketarunaan pada tahun 2009 di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI). Selanjutnya, Asri dipercaya menjadi Direktur Akademik Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan Sumatra Utara pada tahun 2010.
Karier Alumni Curug Jurusan Teknik Radio tahun 1992 dan alumni Universitas Mercubuana, Jakarta dengan Jurusan Elektronika serta alumni Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Elektro ini pun terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2014, dia dipercaya menjadi Kepala Bagian Umum Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara (PPSDM) Kementerian Perhubungan.
Setelah itu, dia dipercaya menjadi Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) di sejumlah daerah di Indonesia a.l UPBU Kelas I Mopah, Merauke Provinsi Papua pada tahun 2015, UPBU Kelas I Djalaluddin Provinsi Gorontalo pada 2016, Kepala Bidang Pelayanan dan Pengoperasian Bandar Udara Kantor Otoritas Bandar Udara (KOBU) Wilayah I Soekarno Hatta pada 2016 dan Kepala UPBU Kelas I Utama Juwata Tarakan pada 2018. Sampai akhirnya Asri kini dipercaya untuk memegang amanat sebagai Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Dengan perjalanan karier dan pengalaman yang demikian panjang, sang pemilik penghargaan Satya Lancana Karya Satya 30 tahun pada tahun 2013 tersebut telah menjadi seperti sosok The Invisible Man Air Traffic Management-nya Indonesia.
Sosok seperti Asri Santosa inilah yang sesungguhnya sangat dibutuhkan Indonesia hari ini, untuk turut serta membangun dunia penerbangan nasional yang kuat dan Tangguh sesuai dengan cita-cita negeri ini.
Di tengah pandemi Covid-19, peran seorang Asri semakin penting bahkan turut menjadi penentu dalam gerak langkah menuju pemulihan dunia penerbangan Indonesia. Dengan menerapkan protokol Covid-19 dalam konsep adaptasi kebiasaan baru, Asri optimis pemulihan dunia penerbangan Indonesia dapat berjalan dengan baik.
Di tangan Asri, pasar bisnis penerbangan Indonesia semakin dapat dioptimalkan dengan memaksimalkan penggunaan ruang udara. Caranya dengan memanfaatkan segala kemajuan teknologi yang berkembang guna mendukung kegiatan transportasi udara agar menjadi selamat, lebih nyaman, lebih teratur dan efisiensi sesuai dengan protokol penerbangan global dan regulasi nasional. I