Dalam rangka mengatasi masalah transportasi perkotaan di Indonesia, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menghadirkan Teman Bus, yaitu layanan angkutan perkotaan dengan skema Buy The Service (BTS) atau pemerintah membeli setiap kilometer pelayanan angkutan yang dilaksanakan oleh operator yang saat ini telah hadir di 11 kota.
Kini pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia per tahunnya mencapai 8%. Kerugian ekonomi akibat kemacetan di kota – kota besar, seperti Jakarta bisa mencapai Rp64 triliun per tahun.
“Untuk wilayah Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan Makassar kerugiannya sekitar Rp12 triliun per tahun,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tatan Rustandi saat menjadi narasumber pada kegiatan Seminar Nasional Tinjauan Aspek Kebijakan Publik dalam Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Berbasis Angkutan Umum Massal di Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis (10/10/2024).
Dia menjelaskan, karena adanya pertumbuhan kendaraan pribadi yang terus menerus maka dapat menciptakan penurunan kualitas udara.
Pencemaran udara menjadi ancaman serius bagi masyarakat perkotaan dengan kepadatan kendaraan bermotor yang semakin meningkat.
Selain itu, banyaknya kendaraan bermotor di jalan juga mendorong terjadinya kemacetan.
Berdasarkan data yang dihimpun TomTom Traffic Index 2023 tentang peringkat angka kemacetan di dunia, Jakarta menempati peringkat ke-29 dengan rata – rata waktu tempuh, yaitu 22 menit 40 detik per 10 kilometer perjalanan.
“Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem transportasi perkotaan berbasis angkutan umum massal seperti Teman Bus dengan skema BTS ini. Bus dipilih karena kota – kota di Indonesia memiliki jalan yang relatif sempit, sehingga lebih sesuai untuk implementasi bus,” katanya.
Sejak keberadaannya pada tahun 2020 hingga tahun 2024, sebanyak lebih dari 71 juta orang sudah merasakan manfaat penggunaan Teman Bus.
Preferensi pengguna sepeda motor (R2) yang menggunakan layanan BTS pada skala nasional sebesar 72% di tahun 2023.
Preferensi pengguna mobil (R4) yang menggunakan layanan BTS pada skala nasional sebesar 23% di tahun 2023.
Adapun, layanan ini didukung oleh elektrifikasi dan digitalisasi. Bus Trans Semanggi Suroboyo di Surabaya sudah melayani masyarakat dengan 14 unit bus listrik berukuran sedang.
Selain itu, Trans Metro Pasundan di Bandung pun menghadirkan 8 unit bus listrik berukuran sedang.
“Untuk mengoptimalkan pelayanan angkutan umum ini dilakukan pengintegrasian layanan melalui Super App Mitra Darat. Masyarakat bisa melakukan tracking bus, melihat informasi rute dan koridor, memantau informasi kedatangan bus dan juga mengecek detil halte terdekat,” jelasnya.
Semakin mudahnya masyarakat menggunakan angkutan umum seiring dengan strategi yang diterapkan dalam mengembangkan Teman Bus, yaitu Push and Pull Strategy, dengan mendorong masyarakat untuk keluar dari kendaraan pribadi dan menarik masyarakat untuk menggunakan bus.
Dalam hal ini, sesuai amanah Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah hadir bersama – sama menyediakan angkutan umum yang aman dan selamat bagi masyarakat.
Pemerintah pusat memiliki peran memberikan stimulus berupa subsidi pengembangan angkutan umum perkotaan untuk kemudian bisa dilanjutkan pengelolaannya oleh masing – masing pemerintah daerah.
“Sampai saat ini ada sebanyak 12 koridor bus dan 3 koridor feeder di 5 wilayah yang sudah dialihkan pelayanannya ke pemerintah daerah. Koridor itu dikatakan telah sukses dilakukan stimulus pelayanan angkutan umum melalui skema BTS, sehingga bisa dilanjutkan oleh pemerintah daerah setempat,” ujarnya.
Kemenhub berharap layanan ini dapat terus berkembang dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebaik mungkin, serta pemerintah daerah dapat berperan dalam menyosialisasikan penggunaan angkutan umum perkotaan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Suharnomo, Dekan Fisip Undip Teguh Yuwono dan Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno. I