BANJIR BANDANG OKU SELATAN AKIBATKAN TIGA ORANG HANYUT DAN SATU ORANG MENINGGAL DUNIA

Sebanyak tiga orang warga hanyut, dua berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat namun satu jiwa ditemukan dengan kondisi meninggal dunia dalam bencana banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), Rabu (5/7/2023).

Selain satu orang warga meninggal dunia, sebanyak 202 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 457 jiwa turut terdampak atas bencana tersebut.

Kasie Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKU Selatan Heri Pramono dalam keterangan tertulis menyatakan, korban meninggal dunia itu langsung dimakamkan pada hari yang sama.

Adapun beberapa warga yang sebelumnya sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. “Korban meninggal sudah dimakamkan saat itu juga. Untuk pengungsian saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing,” jelas Heri, Kamis (6/7/2023).

Laporan yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari BPBD OKU Selatan bahwa peristiwa banjir bandang itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut dalam durasi yang cukup lama dan memicu luapan Sungai Saka dan Sungai Selabung.

Menurut data sementara, banjir bandang telah berdampak di 10 desa/kelurahan yang tersebar di enam kecamatan di OKU Selatan.

Adapun wilayah yang terdampak, meliputi Desa Ulak Pandan di Kecamatan Kisam Tinggi. Berikutnya Desa Wai Gugur, Desa Simpang Pendagan, Desa Rengas, Desa Tangsi Bawah, Desa Kisau dan Desa Talang Bandung di Kecamatan Muaradua.

Selanjutnya, Desa Lawang Agung di Kecamatan Muaradua Kisam, Desa Madura di Kecamatan Buay Sandang Aji, Desa Tekana di Kecamatan Buana Pemaca dan di Kecamatan Runjung Agung.

Sementara itu, BPBD OKU Selatan juga melaporkan kerugian materil meliputi dua rumah hanyut, dua jembatan hanyut dan sebanyak 202 rumah warga terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 60 sentimeter. Selain itu, lahan pertanian seluas 4 hektare juga terendam banjir.

Laporan terakhir yang diterima Pusdalops BNPB pada Rabu (5/7/2023) pukul 22.46 WIB menyebutkan, banjir terpantau berangsur surut di Kecamatan Muaradua Tangsi.

Namun, di wilayah Kecamatan Kisam Tinggi, debit air masih cukup tinggi. Adapun sinyal telekomunikasi di dua wilayah tersebut juga mengalami gangguan sehingga proses kaji cepat dan pelaporan data serta informasi turut terkendala.

Sebagai upaya penanganan darurat, BPBD OKU Selatan telah berkoordinasi dengan lintas instansi terkait, termasuk aparatur desa. BPBD OKU Selatan juga telah mendirikan posko utama di halaman Polsek Kecamatan Muaradua.

Adapun bantuan berupa logistik dan peralatan juga telah didistribusikan kepada warga terdampak. Bupati OKU Selatan juga turut hadir ke lokasi memberikan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumsel.

“Pemberian bantuan dari Gubernur Sumatra Selatan disampaikan langsung oleh Bupati OKU Selatan,” jelas Heri.

Kendati sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau, namun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten OKU Selatan, khususnya di Kecamatan Muaradua hingga Sabtu (8/7/2023), menurut informasi prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dirilis hari ini.

Sebagai bentuk antisipasi dari potensi bencana susulan, BNPB mengimbau agar mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk melakukan upaya mitigasi yang meliputi pemantauan kondisi sungai, pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan agar dilakukan secara berkala.

Selain itu, bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi mandiri sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam.

Masyarakat juga diharapkan agar selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang minim vegetasi. I

Kirim Komentar