Bapanas Antisipasi Harga Cabai dan Bawang Merah Jelang Iduladha

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengantisipasi fluktuasi harga cabai dan bawang merah menjelang Iduladha 2025.

Antisipasi itu melalui koordinasi lintas sektor guna menjaga stabilitas pasokan dan melindungi daya beli masyarakat di seluruh daerah.

Menurut Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas Maino Dwi Hartono, komoditas cabai dan bawang merah yang sebagai produk hortikultura dan termasuk pangan pokok strategis, sering mengalami fluktuasi harga, baik di tingkat petani maupun konsumen.

“Kami sebelumnya telah menggelar Rapat Koordinasi SPHP Cabai dan Bawang Merah sebagai antisipasi fluktuasi harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha 2025,” jelasnya.

Maino menuturkan, rakor ini sebagai tindak lanjut dari rapat pengendalian inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri sebelumnya.

Maino menyoroti tren harga cabai merah keriting (CMK) yang sempat tinggi di awal tahun, lalu menurun di awal Mei 2025 dengan harga produsen Rp31.811 dan konsumen menyentuh Rp58.174 per kilogram.

Harga Cabai Rawit Merah (CRM) di produsen dan konsumen pun sempat melampaui Harga Acuan Pembelian (HAP) hingga Maret, tetapi mulai terkoreksi turun hingga 30% hingga 40% pada awal Mei 2025.

Menurut Maino, keterbatasan sentra panen bawang merah yang hanya ada di delapan provinsi menimbulkan tantangan besar untuk menjamin pemerataan pasokan di seluruh kabupaten dan kota.

Dia menekankan pentingnya hilirisasi cabai seperti produksi cabai kering, guna menyerap panen berlimpah dan mengurangi ketergantungan terhadap impor cabai kering dari luar negeri.

Harga bawang merah di tingkat produsen mulai menembus HAP setelah sempat di bawah sejak pertengahan 2024, dengan harga Rp24.802 per kilogram pada awal Mei 2025.

Maino menambahkan, puncak panen raya bawang merah diperkirakan terjadi pada Juli – Agustus 2025, sehingga dibutuhkan intervensi, seperti subsidi harga, pasar murah dan dukungan logistik.

“Oleh karena itu, kita harus melakukan berbagai program intervensi mulai dari subsidi harga, subsidi transportasi, pasar murah hingga sangat perlu kerja sama semua pihak,” jelasnya.

Gerakan Pangan Murah (GPM) secara konsisten dilaksanakan Bapanas bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

Pada Mei 2025, Bapanas merencanakan 122 kali GPM di 28 kabupaten/kota.

“Jumlah itu masih dapat terus bertambah. Dengan itu, total GPM Januari-Mei tahun ini bisa menyentuh 2.945 kali,” ungka Maino. I

Kirim Komentar