BENDUNGAN JLANTAH AKAN ALIRI AIR 1.494 HEKTARE SAWAH DI KARANGANYAR

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun bendungan maupun embung di berbagai wilayah.

Pembangunan tersebut, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, sebagai upaya meningkatkan tampungan air dan mendukung ketahanan pangan nasional, salah satunya adalah pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

“Pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Selain itu, kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal,” katanya.

Menteri Basuki menjelaskan, pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Jadi, lanjutnya, bendungan yang dibangun dapat segera dimanfaatkan, karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.

Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 juta m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, dan elevasi puncak bendungan +690 m.

Bendungan ini dibangun oleh kontraktor PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar dengan masa pelaksanaan 2019 dan ditargetkan selesai pada 2024. Saat ini, progres fisik bendungan mencapai 39,41%.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama menyatakan, setelah rampung Bendungan Jlantah akan menjadi bendungan multifungsi yang memberikan manfaat ekonomi, salah satunya sebagai sumber irigasi.

“Bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 hektare persawahan di kawasan Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar,” ungkapnya.

Selain sebagai sumber irigasi, bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter/detik.

Adanya bendungan ini memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt, reduksi banjir sebesar 51,05 % atau 70,33 m3/detik untuk Q50, dan konservasi, serta pariwisata di Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga:  KEMENTERIAN PUPR DAN KEMENKEU BENTUK EKOSISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN

Kehadiran Bendungan Jlantah menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi Jawa Tengah.

Selain Bendungan Jlantah, terdapat dua bendungan lain yang tengah dibangun dan empat bendungan yang telah selesai pembangunannya di Jawa Tengah.

Rinciannya, bendungan yang selesai, yakni Bendungan Gondang di Karanganyar dengan kapasitas tampung 9,15 juta m3, Bendungan Logung di Kudus yang mampu menampung air sebesar 20,15 juta m3 dan Bendungan Pidekso di Wonogiri dengan kapasitas tampung 25 juta m3.

Bendungan lainnya adalah Bendungan Randugunting di Blora dengan kapasitas tampung 14,42 juta m3. Sementara bendungan yang masih dalam tahap konstruksi, yaitu Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo dan Bendungan Jragung di Kabupaten Semarang. I

 

Kirim Komentar