USAHA PRODUK MADU BISA JADI INKUBATOR WIRAUSAHA

Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) boleh saja sudah biasa, tapi inovasi produk, cara kemasan hingga cara memasarkan harus memiliki keunikan yang membuat konsumen tertarik membeli.

Menurut CEO Rumah Madu Sehati Edy Tirtayudha, produk yang dimilikinya biasa bagi yang menyukai kesehatan, yakni madu dari lebah pohon dan ternak.

“Namun, menjadi luar biasa karena memiliki kemasan khusus dengan tulisan tangan dan informasi tentang produk madunya, serta jenis lebah yang dipilih,” katanya Edy saat pameran di G20 Labour and Employment Ministers Meeting (G20 LEMM) di Bali, 12-15 September 2022.

Usaha produksi madu yang beralamat di Pekayon Jaya, Bekasi Selatan ini, lanjutnya, mendapatkan madu dari tiga jenis lebah, yakni jenis Apis Dhor Sata (lebah raksasa), Apis Mellifera (ternak), dan jenis Trigona Itera.

Pada kemasan botol madu tertera keterangan dengan tulisan tangan mengenai nama madu, jenis lebah, nektar (sari bunga) atau asal pohon, lokasi panen, tanggal panen, dan juga masa kadaluarsa dari madu.

Edy menjelaskan, untuk kemasan dengan lebih banyak madu menggunakan kotak kayu yang di desain khusus untuk meletakkan madu dalam jumlah satu botol, dua botol, hingga delapan botol, lengkap juga dengan tas dari karung goni untuk ukuran kecil dan besar sebagai tempat madu, jika tidak berkenan dengan menggunakan kotak kayu.

“Kami berawal dari ikut pelatihan-pelatihan kerja di tahun 2020. Saat itu, Rumah Madu Sehati ini hanya menjual satu produk madu, tapi kini berkembang menghasilkan 12 jenis produk madu,” jelasnya.

Saat perhelatan G20 Labour and Employment Ministers Meeting (G20 LEMM) di Bali, ikut berpameran dari BLK Komunitas Annuriyah Kaliwining Jember dengan produk kerajinan tangan, BLK Komunitas Al Awar Pacitan, BLK At Taslim Pangalengan, serta BLK As’ad Jambi dan BLK Manbaul Ulung Maros dengan produk fesyen.

Baca Juga:  PESERTA JAKARTA ENTREPRENEUR MENINGKAT, PEMPROV DKI OPTIMISTIS BANYAK UMKM NAIK KELAS

Saat ini, hasil pengembangan usaha dari sejumlah Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) akan menjadi percontohan Inkubator Kewirausahaan, menyusul perumusan Peta Jalan (Roadmap) Kemandirian bagi BLKK.

Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Budi Hartawan. (dok. kemnaker.go.id)

Menurut Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Budi Hartawan, tujuan utama pembangunan BLKK agar Indonesia memiliki tenaga kerja terampil yang berkualitas dan berdaya saing dalam jumlah yang memadai dan tersebar, serta merata.

“Menjadikan BLKK sebagai percontohan Inkubator Kewirausahaan ini merupakan agenda jangka pendek Kemnaker, sekaligus terobosan Presiden Joko Widodo sejak tahun 2017,” ujarnya saat Rakernas BLKK bertema Akselerasi BLK Komunitas untuk Mendukung Perluasan Kesempatan Kerja di Hotel Four Points, Bali pada 11-13 September 2022.

Bahkan, BLKK masuk dalam agenda Presidensi G20, dengan tema Policy Recomendation for Sustainable Growth and Productivity in Human Capacity Development Through Strengthening Community-Based Vocational Training.

“Masuknya penguatan pelatihan kejuruan berbasis masyarakat atau BLK komunitas dalam dokumen penting Presidensi G20 ini menujukkan bahwa balai latihan ini penting bagi pertumbuhan berkelanjutan,” tutur Budi.

Saat ini, sebaran di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2021 sebanyak 2.912 BLKK dengan jumlah instruktur ada 2.127 orang dengan kapasitas pelatihan untuk 204.192 orang.

Terdapat tiga kejuruan yang paling banyak dilatih oleh BLKK adalah kejuruan Teknik Informatika (TIK), yakni oleh 1.048 BLKK, kemudian kejurian Desain Mode/Tekstil ada 337 BLKK dan kejuruan Teknik Otomotif ada 186 BLKK.

Dari sebanyak 2.912 BLKK yang terdaftar di Kemnaker, terpilih sekitar 123 BLKK terbaik dan dari jumlah itu ada 100 BLKK terpilih sebagai Inkubator Kewirausahaan tahun 2022 dan memasuki babak baru dalam pengembangan inkubasi bisnis. I

Kirim Komentar