BNPB BANTU RP4,25 MILIAR UNTUK PENANGANAN DARURAT BANJIR JAWA TENGAH

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp4,25 miliar kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk penanganan darurat bencana banjir yang melanda wilayah ini.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan, bantuan untuk penanganan darurar ini diberikan kepada 13 wilayah administrasi tingkat kabupaten dan kota, dengan total Rp3,25 miliar, dengan masing-masing wilayah mendapatkan bantuan sekitar Rp250 juta.

Selain itu, Pemprov Jawa Tengah mendapatkan bantuan sebesar Rp1 miliar. Bantuan tersebut untuk mendukung operasional penanganan darurat di wilayah terdampak di Jawa Tengah.

Selain itu, BNPB juga menyerahkan bantuan logistik dengan total senilai Rp1,5 miliar kepada wilayah terdampak, dengan rincian Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati.

Kabupaten Rembang juga mendapatkan bantuan logistik bersama dengan Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes, dengan masing-masing bantuan sebesar Rp100 juta.

Selanjutnya, masing-masing sekitar Rp150 juta untuk Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan dan terakhir sebesar Rp200 juta untuk Kota Semarang yang memiliki dampak paling luas.

Suharyanto kembali mengingatkan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi yang harus dipenuhi pemerintah. Hal ini disampaikan kepada pemerintah daerah saat melakukan rapat koordinasi penanganan banjir wilayah Jawa Tengah, Senin (2/1/2023).

“Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi yang harus dipenuhi pemerintah, masyarakat yang sudah menderita harus segera kita penuhi kebutuhan dasarnya,” jelas Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir di Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang pada Senin (2/1/2023)

Kepala BNPB mengimbau, agar segera didirikan pos komando tanggap darurat dan disiapkan pos pengungsian yang layak disertai dengan dapur lapangan dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Baca Juga:  BNPB Bahas Penguatan Resiliensi Iklim Kota dan Kabupaten

“Pada saat tanggap darurat bencana pemimpin daerah otomatis menjadi komandan penanganan darurat, sehingga penanganan dapat satu komando dan lebih terkoordinir, karena pemerintah daerah yang lebih paham kondisi di lapangan,” jelasnya.

Kepala BNPB juga meminta kepada Pemprov Jawa Tengah untuk menjadikan kejadian bencana kali ini sebagai momentum untuk melakukan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik.

“Setelah masa tanggap darurat ini selesai, kepala daerah segera susun kebutuhan prioritas untuk rehabilitasi dan rekonstruksi, apa yang mau dibangun, yang diperlukan, sehingga ketika terjadi lagi hujan dengan intensitas tinggi di masa mendatang, kejadian seperti ini tidak akan terulang,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan, puncak musim hujan di Provinsi Jawa Tengah akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2023.

Selain hujan, dia menambahkan, wilayah Jawa Tengah juga berpotensi mengalami gelombang tinggi dan angin.

Terkait dengan potensi hujan lebat, sejak Minggu (1/1/2023), BNPB bersama BMKG telah mengoperasikan satu pesawat Casa TNI untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah untuk dapat mengurangi intensitas hujan yang turun.

“Garam akan ditabur di atas Laut jawa sehingga awan-awan dipaksa menurunkan hujannya, sebelum memasuki wilayah Jawa Tengah. Kita memang tidak bisa mencegah, tapi harapannya dapat mengurangi intensitas hujan yang tadinya lebat menjadi sedang dan sedang menjadi ringan,” jelas Dwikorita.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan BNPB, khususnya bantuan TMC.

“Dua hari ini hujannya berhenti berkat TMC yang dilakukan oleh BNPB dan BMKG berhasil, sehingga banjir bisa surut,” tegasnya.

Kepala BNPB bersama Gubernur Jawa Tengah dan Kepala BMKG juga berkesempatan untuk meninjau langsung dapur umum di Taman Brotojoyo, Desa Sentoso, Kecamatan Semarang Utara.

Baca Juga:  Bapanas Gandeng Satgas Pangan Tertibkan Minyakita di Atas HET

Dalam satu hari dapur umum dapat membuat 1.500 nasi bungkus yang akan dibagikan kepada warga terdampak banjir di Kota Semarang.

Tinjauan selanjutnya dilakukan di Stasiun Tawang, yang sempat terendam saat banjir melanda Kota Semarang pada Sabtu (31/12/2022).

Namun saat ini, Gubernur Jawa Tengah menyatakan, air sudah surut total dan operasional kereta api sudah kembali normal.

“Kemarin kita tahu ada kurang lebih 10 jadwal yang dibatalkan akibat banjir, hari ini sudah bisa surut total salah satunya juga berkat TMC yang didukung oleh BNPB dan BMKG, terima kasih banyak,” ungkap Ganjar.

Guebernur Jawa Tengah juga meminta kepada jajarannya untuk senantiasa memonitor jalur lalu lintas transportasi baik darat, laut, maupun udara mengingat cuaca yang sedang tidak menentu.

“Para bupati dan walikota harus berpatroli meninjau langsung kondisi di lapangan, pastikan logistik dan peralatan siap dan memadai. Kalau kurang, maka segera di list apa-apa saja agar bisa segera kami mintakan ke BNPB,” ujarnya. I

 

 

Kirim Komentar