Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong percepatan pemulihan lingkungan pascabanjir yang menerjang Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memasuki masa transisi dari darurat menuju rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB Bambang Surya Putra menuturkan, proses pemulihan lingkungan tersebut diproyeksikan akan terus dilakukan hingga masa tanggap darurat berakhir, yakni sampai 3 Maret 2024.
“Sebetulnya proses pembersihan dan pengembalian lingkungan adalah bagian dari upaya transisi tapi mengingat kondisinya cenderung sudah kondusif, yaitu 98% daerah terdampak sudah surut, maka kita tarik upaya transisinya masuk ke dalam fase darurat jadi berjalan beriringan dengan upaya transisi pemulihan lingkungannya,” ujar Bambang usai meninjau lokasi pengungsian yang masih terdapat di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar.
Dia melanjutkan, upaya pemulihan lingkungan yang saat ini fokus dilakukan oleh tim gabungan meliputi distribusi air bersih, penyemprotan desinfektan, pembersihan fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti sekolah dan tempat ibadah, pembersihan sampah sisa banjir di sungai, jalan raya dan permukiman warga, serta pengasapan atau fogging di lingkungan warga guna mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah.
“Dukungan untuk pembersihan lingkungan kita lakukan dengan beberapa prioritas dan kita ingin memastikan upaya dari pemulihan lingkungan ini terus berjalan, seperti distribusi air bersih, pembersihan sampah menggunakan alat berat dan dumptruck untuk mengakut sampah serta fogging, karena potensi kasus demam berdarah meningkat,” jelasnya.
Memasuki hari ke-18 penanganan darurat atau Minggu (25/2), upaya pemulihan lingkungan terus dilakukan oleh tim gabungan yang lokasinya tersebar di sejumlah tempat, seperti pendistribusian air bersih di Balai Desa Wonoketingal, lokasi pengungsian Masjid Al Busyro, SDN Wonoketingal.
Selain itu, dekontaminasi lingkungan pasca banjir dengan penyemprotan desinfektan dan pembersihan area sekolah Madrasah Aliyah (MA) Huda Wonoketingal, Karanganyar, serta melakukan pengasapan di Desa Udaan Lor, dan pengangkutan sampah di saluran drainase Desa Wonorejo, kemudian distribusi alat kebersihan untuk warga.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Sri Puji Astutik mengatakan, dekontaminasi lingkungan pascabanjir khususnya di permukiman warga menjadi salah satu upaya yang fokus dilakukan.
Upaya penyemprotan ini menyasar rumah warga dengan tujuan untuk mengantisipasi peningkatan kasus penyakit potensial wabah pascabanjir.
Perempuan yang akrab disapa Tutik ini menerangkan, kegiatan desinfektan dilaksanakan sejak Rabu (21/2) hingga Minggu (25/2) yang menyasar 18 desa, yang dalam satu hari tim puskesmas menyelesaikan dekontaminasi di enam desa.
Adapun bahan yang dipakai kemudian dibagikan untuk dekontaminasi mencakup 50 kg obat desinfektan.
“Satu tim itu ada 15 orang untuk melakukan dekontaminasi di satu desa, itu berasal dari beberapa puskesmas. Kita bagi jadi enam tim karena satu hari ada enam desa yang dikerjakan. Selain penyemprotan kami juga lakukan sosialisasi dan edukasi terkait cara penggunaan alat karena setelah dikerjakan oleh tim puskesmas, nantinya alat ini diserahkan warga untuk melakukan dekontaminasi secara mandiri bersama perangkat desa,” ungkapnya.
Selanjutnya, hingga masa tanggap darurat selesai, pihaknya akan fokus menyasar rumah yang belum terjamah oleh tim gabungan dan pembersihan sisa sampah dan lumpur di permukiman warga.
“Setelah dekontaminasi selesai, fokusnya itu rumah yang belum dipakai yang belum tersentuh dilakukan penyemprotan. Selain itu, selanjutnya adalah sampah itu jadi orientasi kami karena belum semua, ini masyarakat masih fokus pembersihan rumah jadi setelah ini kami baru fokus ke sampah bersama tim gabungan,” kata Tutik.
Sampai hari ini, hasil kaji yang dilakukan oleh tim gabungan menyebutkan bahwa banjir sudah mulai surut di hampir 98% wilayah. Para warga yang mengungsi pun telah berangsur kembali ke rumah.
Kendati demikian, merujuk laporan situasi terkini per 25 Februari 2024, pengungsian yang terkonsentrasi secara mandiri masih tersisa satu titik, yakni di Masjid Al Busyro Kedung Banteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar sebanyak 300 jiwa.
Ini terjadi karena air masih menggenang di sebagian wilayah Desa Wonorejo serta belum selesainya pembersihan yang dilakukan oleh warga maupun relawan. I