BNPB DORONG PERCEPATAN PENANGANAN BENCANA HIDROMETEOROLOGI DI SULSEL

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) untuk penanganan darurat bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah itu sejak 23 Desember 2022.

Bantuan tersebut diberikan Suharyanto secara simbolis saat kunjungan kerja sekaligus memimpin rapat koordinasi di kantor Gubernur Sulsel pada Senin (9/1/2023).

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan DSP kepada Pemprov Sulses untuk penanganan darurat bencana hidrometeorologi.

Secara rinci, dukungan bantuan penanganan darurat tersebut diberikan kepada Pemprov Sulses sebesar Rp500 juta rupiah dan 14 Kabupaten Kota terdampak menerima masing-masing Rp250 juta untuk dana operasional.

Selain itu, dana Rp100 juta untuk bantuan logistik. Total bantuan yang diberikan sebesar Rp5,4 miliar.

Adapun 14 kabupaten/kota terdampak yang menerima bantuan antara lain Kota Makassar, Kabupaten Sinjai, Enrekang, Luwu Utara, Bone, Jeneponto, Pare-pare, Pangkep, Selayar, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Barru, dan Bulu Kumba.

Kemudian BNPB juga memberikan bantuan masing-masing 1.000 buah selimut dan 1.000 buah matras.

Sebelumnya BNPB melalui Deputi Bidang Penanganan Darurat juga telah menyerahkan bantuan kepada lima kabupaten, yakni Kabupaten Maros, Gowa, Soppeng, Wajo dan Takalar pada akhir Desember 2022.

Bantuan yang diberikan berupa DSP operasional masing-masing sebesar Rp250 juta, DSP logistik senilai Rp100 juta rupiah dan sebesar Rp8.500 buah selimut.

Suharyanto menjelaskan, untuk melibatkan semua pihak dalam penanganan bencana, termasuk penanganan bencana di Sulsel, karena bencana adalah urusan bersama.

“Tidak ada satupun lembaga yang dapat menyelesaikan penanganan bencana sendirian. Bencana adalah urusan bersama,” jelasnya.

Dalam kunjungan kerjanya, Kepala BNPB beserta rombongan juga mendatangi warga terdampak banjir dan angin kencang di Desa Aeng Batubatu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulsel.

Pada kesempatan itu, Suharyanto berdialog dengan warga yang menyampaikan keluh kesahnya dan memberikan arahannya kepada pemerintah daerah setempat untuk memperbaiki infrastruktur dan merencanakan berbagai langkah kesiapsiagaan agar dapat mengantisipasi bencana yang akan dating, sehingga dapat mengurangi korban terdampak.

Pemprov Sulsel melaporkan akibat bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang yang melanda wilayahnya.

Terdapat 19 kabupaten/kota terdampak dan sembilan kabupaten berstatus tanggap darurat bencana alam.

Sampai dengan Sabtu, (7/1/2023) sebanyak 26.263 Kepala Keluarga (KK) atau 60.948 jiwa terdampak dan 10 orang meninggal dunia.

Tercatat 1.168 unit rumah rusak, dengan rincian 190 unit rusak berat, 210 unit rusak sedang dan 894 unit rusak ringan. I

 

Kirim Komentar