BPOM Kolaborasi GAPMMI Percepat Perizinan Pangan Olahan

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) berkolaborasi mempercepat perizinan berusaha.

Kolaborasi tersebut dimaksudkan untuk menghadirkan pangan olahan yang aman, bermutu dan bergizi bagi masyarakat agar ekosistem pangan olahan semakin kuat.

Menurut Kepala BPOM Taruna Ikrar, perizinan yang cepa, tanpa mengurangi standar kualitas juga penting dalam memastikan bahwa produk, seperti makanan dan minuman, tetap terjaga kualitasnya, juga agar produksi yang banyak tidak berakhir sia-sia.

“Nilai kontribusi ekonomi dari BPOM, yang mencakup pekerjaan seperti perizinan, registrasi, dan sebagainya, mencapai Rp6.000 triliun per tahun dan sebesar Rp4.887 triliun dari angka tersebut berasal dari perizinan untuk pangan,” katanya.

Oleh karena itu, dia menambahkan, tanggung jawab BPOM untuk mendukung industri tersebut besar, sehingga BPOM berkolaborasi guna memastikan proses perizinan yang lebih efisien.

“Sehingga mudah – mudahan masa yang biasanya bisa 40 hari bahkan lebih, kita bisa potong tinggal sehingga cukup 20 hari,” ungkapnya.

Terdapat tiga hal yang mendasari kegiatan melalui Gebyar Layanan Publik Terpadu Pangan Olahan.

Pertama, kata Taruna, untuk membantu proses sertifikasi publik bagi industri dan usaha, agar publik semakin cepat dilayani.

“Yang poin kedua adalah kita tahu Badan POM ingin bekerja keras sebagai penjamin keamanan, penjamin kualitas dan penjamin kemanfaatan dari semua produk dalam konteks meningkatkan kepercayaan jaminan itu, tapi tentu tidak menurunkan standar,” jelasnya.

Ketiga, BPOM ingin memperkuat kontribusi terhadap ekonomi melalui peningkatan kualitas produk – produk makanan, minuman, obat – obatan, kosmetik, dan sejenisnya.

Dalam kegiatan tersebut terdapat konsultasi bagi usaha dan penghargaan bagi para industri yang menjadi Orang Tua Angkat (OTA), yang membantu BPOM dalam membimbing usaha-usaha kecil bidang pangan olahan.

Baca Juga:  Kemendagri Dorong Pemda Buat SOP Pengendalian Inflasi

Taruna menyatakan, BPOM berupaya merangkul sebanyak 1,7 juta Industri Kecil Menengah (IKM) makanan dan minuman, sehingga kontribusi dari GAPMMI, serta industri besar diperlukan.

Sementara itu, Ketua GAPMMI Adhi S Lukman menegaskan, kegiatan layanan ini dapat membantu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengingat kontribusi industri makanan dan minuman terhadap ekonomi nasional cukup besar.

“Dari industri nonmigas saja, industri makanan minuman berkontribusi 41 persen. Oleh sebab itu hari ini menjadi contoh bagi semua kementerian lembaga untuk bisa meningkatkan pelayanan agar dunia usaha akan semakin baik,” ungkapnya. I

 

Kirim Komentar